-->
    |

Alasan Klasik Masih Menghantui Pelayanan PLN Sekadau

DPRD Sekadau : Kami sudah bosan Dengar Alasan Klasik PLN  Sekadau

Sekadau,Kapuasrayatoday.com - 
Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten Sekadau pada Rabu (29/1) 2020 siang memanggil manajemen PLN Sekadau untuk meminta penjelasan perihal buruknya pelayanan kelistrikan di kabupaten Sekadau.

Rapat dilakukan di ruang rapat komisi DPRD Sekadau.

Hadir ketua DPRD Sekadau Radius Effendy beserta anggota DPRD Sekadau Yodi Setiawan, Bambang Setiawan, Ari Kurniawan Wiro, Matheus Candra Dawi, Paulus Subarno, Ardi Wiranata dan Moloi.

Sementara dari pihak PLN Sekadau hadir manajer Rumiyo Pujiantoro beserta seorang staf supervisi.

Ketua DPRD Sekadau Radius Efendy mengatakan pemanggilan manajemen PLN merupakan tindak lanjut atas banyaknya aspirasi masyarakat yang disampaikan ke DPRD Sekadau terkait seringnya pemadaman listrik.

Ketua komisi II, DPRD Yodi Setiawan mengaku tidak habis pikir akan terlalu seringnya terjadi pemadaman listrik.

"Sering terjadi pemadaman pas jam-jam perlu. Padamnya bukan bisa sebentar, kita tidak tahu apa kendalanya. Ini sangat merugikan masyarakat  secara materi, karena perekonomian bergantung pada PLN. Orang yang jualan dagangannya busuk, yang pelihara ikan mati. Ini siapa yang tanggungjawab," kata Yodi.

Yodi juga menambahkan, sudah menjadi tugas manajemen PLN untuk memperbaiki kinerja dan pelayanan. Ia meminta agar hal seperti ini tidak terjadi secara terus-menerus.

"Kalau bapak manajer PLN Sekadau tidak sanggup, silahkan mengundurkan diri. Bahkan ada niat kami untuk patungan membiayai gugatan ke pengadilan atas kerugian masyarakat selama ini. Anda orang teknis harus ada inovasi. Ini tidak sejalan dengan program Presiden terang sampai pelosok. Saya mau rapat hari ini ada hasilnya jangan begini terus," tegas Yodi.

Bambang Setiawan, anggota komisi II dapil 3 menyatakan, kawasan tiga Belitang sampai sekarang belum ada perubahan dalam pelayanan PLN Sekadau.

"Saya pernah lihat PLN melakukan pemangkasan ranting. Tapi setelah itu masih padam terus tidak ada perubahan," ujar Bambang.

Anggota DPRD Sekadau Dapil I, Ari Kurniawan Wiro juga menyampaikan berdasarkan UU nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, khususnya Lasal 29 ayat (1) huruf b dan e, pelanggan berhak mendapat penerangan yang baik secara terus menerus.

"Pelanggan juga berhak mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan serta berhak mendapat ganti rugi apabila terjadi kesalahan dari PLN. Ini berdasarkan undang-undang. Berarti pelayanan PLN Sekadau sudah tidak sesuai UU," ucap Ari.

Legislator Hanura, Paulus Subarno menuturkan pelayanan buruk PLN Sekadau sudah berlangsung hampir 10 tahun terakhir

"Dulu alasan tidak ada tempat untuk PLN, akhirnya Pemda hibah tanah untuk bangun PLTD. Pun masih sama juga. Sebenarnya sudah malas rapat dengan PLN. Dari dulu juga sudah sering, hasilnya tetap sama," kata Barno.

Ia menambahkan, di daerah lain pelayanan PLN tidak separah di Sekadau.

"Kami bisa saja gugat PLN Sekadau apabila dari rapat ini tidak ada perubahan pelayanan. Kami sering pergi ke daerah lain, tidak seperti di Sekadau ini pelayanan PLN nya," tamnah Barno lagi.

Sementara itu, manajer PLN Sekadau Rumiyo Pujiantoro mengungkapkan ada beberapa kendala yang menyebabkan pelayanan penerangan listrik di Sekadau sering terganggu. Beberapa diantaranya merupakan kendala klasik.

Ia menjabarkan, beban puncak di wilayah Sekadau mencapai 9 megawatt (MW). Beban puncak ada pada sore hingga malam hari. Untuk memenuhi daya, PLN Sekadau dibantu suplai dari Sanggau dan Sintang.

"Daya kita disuplai dari tiga tempat yaitu PLTD Suak Payung, suplai dari PLTD Sanggau dan Sintang. Dari Sanggau menyuplai dari Semuntai, Peniti, Kampung Tebal, Tanjung, Seberang Kapuas sampai kantor bupati. Dari Suak Payung suplai ke Rawak, Nanga Taman, Nanga Mahap dan Ensibau. Sedangkan dari Sintang suplai ke Tanah Putih, Gonis Rabu sampai Belitang Hilir," jelas Rumiyo.

Rumiyo menjelaskan, PLTD Suak Payung saat ini memiliki daya sekitar 2,8 megawatt.

Untuk jangka pendek, akan ada relokasi mesin dari Kalsel sebesar 2 MW.

"Untuk gardu induk yang berlokasi di jalan Merdeka Timur sudah selesai dibangun, tinggal menunggu transmisi selesai. Paling lambat bulan September tahun ini sudah bisa dioperasikan," ucap Rumiyo.

Terkait pemadaman, Rumiyo menyebutkan masih banyak gangguan non teknis seperti pohon dan ranting. Pihaknya, kata Rumiyo, masih sedang melakukan pemangkasan di beberapa titik.

"Kadang kami menemui kendala pemilik lahan tidak mau mengijinkan pemangkasan di lahannya," keluh Rumiyo.

Sistem jaringan PLN, tambah Rumiyo, sudah beroperasi secara otomatis.

"Kita punya RC di Semuntai dan Seberang Kapuas. Jadi misalnya terjadi gangguan di suplai Sanggau, suplai Suak Payung dan Sintang tidak terganggu. Begitu juga sebaliknya," terang Rumiyo.


Penulis.   Sudarno
Editor.      Tim Redaksi

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini