Warga Pegunungan Timika. (foto: Suara.com) |
Ada tiga desa yang warganya
meminta perlindungan Polri, yakni Desa Utikini, Desa Banti, dan Desa Kimbely.
Diawali sekitar pukul
05.00 WIT, terlihat 30 warga pegunungan Timika berjalan melewati jalur Utikini
menuju ke Polsek Tembagapura yang terlihat oleh personel piket dan siaga polsek
setempat.
Petugas kemudian menanyai
warga yang ternyata meminta perlindungan kepada Polri karena ada intimidasi
dari pihak KKB sehingga memutuskan mengungsi dan meminta bantuan untuk
diturunkan ke kawasan kota.
Warga pegunungan Timika
merasa suasana di kampungnya yang sudah tidak nyaman karena sudah ada
gerombolan KKB yang menempati kampung mereka dan mengganggu masyarakat.
Bahkan, pihak KKB juga
meminta makanan dengan paksaan dan tak segan menodongkan senjata ke arah warga.
Oleh karena itu, Tim Satgas
Operasi Nemangkawi Polri beserta jajaran Polda Papua segera membantu
mengevakuasi ratusan warga yang merasa ketakutan dan resah atas teror KKB.
"Kami ucapkan terima kasih
banyak untuk Bapak Polisi yang sudah jaga dan kasih makan kami sampai antar
kami ke Kota Timika. Kami terima kasih banyak karena di kampung kami takut dan
tidak aman. Anak-anak, kami kasihan mereka," ujar tokoh pemuda Desa Banti
Agus Beanal.
Sementara itu, Kapolsek
Tembagapura AKP Hermanto menjelaskan proses evakuasi berlangsung mulai pagi
hingga petang sekitar pukul 18.00 WIT.
"Hingga pukul 18.00
WIT didata sudah hampir kurang lebih 800 orang yang mengungsi, terdiri dari
anak-anak, wanita, laki-laki dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan
Kimbely," katanya.
Setelah mendata warga,
Polri menyiapkan 13 bus yang akan mengangkut mereka ke kota dan selanjutnya
diantar ke berbagai lokasi, seperti wilayah transmigrasi SP 5, SP 12, dan
Kampung Kwamki.
"Untuk warga yang
masih menunggu bus, kami siapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan
menuju Timika," kata Hermanto. (Antara)
Sumber: Suara.com