Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan. (foto: Suarakalbar.co.id) |
"Saya kira semuanya harus siap. Justru kalau tidak siap malah kita tidak belajar. Kita harus belajar beradaptasi. Inilah tantangan untuk semua hingga tingkat desa bagaimana kembali menghidupkan aktivitas ekonomi," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di ruang kerjanya, Rabu (27/5).
Sebab, kata Muda, pandemi Covid-19 mengakibatkan kondisi ekonomi mulai melemah. Jika ini terus berlarut maka berdampak luas terhadap psikologis sosial masyarakat.
"Maka kita harus menghidupkan kembali aktivitas ekonomi, mulai dari perdagangan dan jasa maupun sektor usaha lainnya," ucapnya.
Meski begitu, Muda menyatakan upaya menghidupkan kembali aktivitas ekonomi dilakukan secara bertahap, adanya pembatasan, dan mengedepankan protokol kesehatan.
"Artinya tidak serta merta atau euforia langsung dihidupkan secara terbuka melainkan secara bertahap. Fase-fasenya disesuaikan di setiap daerah. Jika terjadi kenaikan maka ditutup kembali. Jadi bersifat fleksibel namun tetap dievaluasi," terangnya.
Untuk pemulihan ekonomi ini, pemerintah pusat telah membagi lima fase. Fase I dimulai pada 1 Juni 2020. Fase II tanggal 8 Juni 2020. Fase III pada 15 Juni 2020. Fase IV mulai 6 Juli 2020, dan fase V tanggal 20 dan 27 Juli 2020. Termasuk pelaksanaan program pemerintah baik infrastruktur, pertanian, perkebunan, dan sebagainya, berjalan kembali.
Muda menyatakan pelaksanaan kenormalan baru tetap mengedepankan protokol kesehatan. Di mana penggunaan masker tetap diwajibkan, mencuci tangan, mengatur jarak, tidak berjabat tangan, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
Secara terpisah, Sekretaris Daerah Yusran Anizam optimistis penerapan kenormalan baru dapat dilaksanakan dengan baik di Kabupaten Kubu Raya. Sebab Kubu Raya adalah daerah dengan modal sosial yang besar. Menurut dia, semangat kerja sama semua elemen daerah terbukti telah berjalan masif.
"Sehingga kita tinggal tetap fokus untuk menjalankan program kesehatan masyarakat, jaring pengaman sosial, menjaga ketahanan ekonomi rumah tangga, dan berusaha menghidupkan kembali roda perekonomian dengan semangat kenormalan baru," tuturnya.
Yusran mengatakan kenormalan baru harus segera diadaptasi sehingga perekonomian daerah perlahan dapat bergerak. Menurutnya adaptasi adalah kunci menghadapi era kenormalan baru.
“Kata kuncinya adaptasi, bukan pelonggaran, bukan relaksasi, tapi adaptasi terhadap kenormalan baru. Bagaimana cara adaptasi? Kami di Kubu Raya mengedepankan data. Kalau datanya memungkinkan maka adaptasinya juga bisa dilakukan. Dan yang paling penting semangat 'kepung bakul' atau kerja sama yang digaungkan oleh pak bupati harus tetap bergerak di semua lini," katanya.
Sumber: Suarakalbar.co.id