|



Helikopter Jatuh di Mesir, 7 Anggota Pasukan Perdamaian Tewas

Sebuah helikopter melakukan pendaratan di dekat desa El-Thamad di wilayah Sinai, Mesir, 6 Mei 2007. (Foto: dok). MFO mengukuhkan kematian tujuh anggota pasukan perdamaian dalam kecelakaan helikopter saat melakukan misi rutin mereka di Semenanjung Sinai, Mesir, Kamis (12/11). (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Pasukan dan Pemantau Multinasional (MFO) yang memantau perjanjian perdamaian Israel-Mesir tahun 1997 mengukuhkan kematian tujuh anggota pasukan perdamaian dalam kecelakaan helikopter yang sedang melakukan misi rutin mereka di Semenanjung Sinai, Mesir, Kamis (13/11).

MFO menyatakan para korban helikopter Black Hawk milik militer AS itu terdiri dari lima warga Amerika, satu orang Prancis dan satu lagi Ceko. MFO tidak merilis nama-nama korban tewas, karena sedang memberitahu keluarga para korban.

Menurut MFO, anggota ke-delapan, juga warga Amerika, selamat dan dibawa ke rumah sakit. MFO menyatakan tidak ada indikasi jatuhnya helikopter itu karena apapun selain kecelakaan.

Dalam suatu pernyataan yang dirilis Departemen Pertahanan AS, penjabat Menteri Pertahanan Chris Miller memberi penghormatan kepada mereka yang gugur. “Kemarin kita mengakui pengorbanan jutaan orang yang telah membela negara kita, dan hari ini kita diingatkan tentang pengorbanan penuh terakhir yang dapat diberikan para prajurit kita dalam pengabdian mereka,” katanya.

Miller menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga dan sahabat tentara yang tewas dalam kecelakaan itu.

Presiden terpilih AS Joe Biden menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga korban dalam cuitan hari Kamis.“Saya bergabung bersama semua warga Amerika dalam menghormati pengorbanan mereka, sementara saya membawa orang-orang tercinta mereka di dalam doa saya,” cuitnya.

Dibentuk setelah perjanjian perdamaian Mesir-Israel tercapai pada tahun 1979, MFO terdiri dari pasukan asal 13 negara, dengan AS menjadi kontributor tentara terbesar. Tanggung jawabnya mencakup memantau tingkat pasukan dan memastikan kebebasan berlayar melalui Selat Tiran di mulut Teluk Aqaba. Tahun lalu, AS menyumbang sekitar 31 juta dolar untuk organisasi itu.

Kecelakaan hari Kamis itu merupakan yang paling banyak menelan korban bagi militer AS pada tahun ini.(VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini