|



Biden, Trudeau Akan Bertemu Bulan Depan

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kanan) berjabat tangan dengan Joe Biden ketika masih menjabat sebagai wakil presiden AS, Ottawa, Ontario, Kanada, 9 Desember 2016. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Kantor perdana menteri Kanada, Jumat (22/1), mengatakan Justin Trudeau dan Presiden AS Joe Biden sepakat untuk melakukan pertemuan bulan depan. Dalam pembicaraan melalui telepon sebelumnya, kedua pemimpin tersebut telah sepakat untuk memerangi virus corona di Amerika Utara.

Trudeau, sebagaimana dilansir dari Reuters, Sabtu (23/1), adalah pemimpin asing pertama yang berbicara dengan Biden sejak pelantikan hari Rabu (20/1).

Keduanya "menyadari bahwa prioritas mendasar kedua negara adalah mengakhiri pandemi Covid-19 global," kata kantor Trudeau dalam sebuah pernyataan. Mereka juga membahas kolaborasi tentang vaksin.

Tidak jelas apakah pertemuan bulan depan akan dilakukan secara tatap muka atau virtual, kata sumber pemerintah Kanada yang tidak mau disebutkan.

Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin menyoroti "kepentingan strategis hubungan AS-Kanada" dan membahas kerja sama dalam berbagai agenda, termasuk memerangi Covid-19.

“Itu adalah panggilan yang sangat positif,” kata sumber Kanada itu. “Biden sangat menyukai Kanada. Dia memahami bahwa kami adalah mitra dan sekutu Amerika Serikat, yang merupakan perubahan nyata dari empat tahun terakhir. ”

Trudeau dan Biden telah menekankan perlunya berbuat lebih banyak untuk memerangi perubahan iklim dan "mereka menghabiskan cukup banyak waktu untuk membicarakannya," tambah sumber itu.

Trudeau, kata sumber tersebut, mengangkat dua topik yang diperdebatkan - langkah Biden untuk membatalkan izin pipa minyak Keystone XL dari Kanada ke Amerika Serikat dan proposalnya untuk memperkenalkan kebijakan "Beli Amerika" yang akan menutup perusahaan Kanada dari proyek pemerintah AS yang menguntungkan.

Gedung Putih dalam pernyatannya mengatakan Biden mengakui kekecewaan Trudeau. Kontraktor pipa TC Energy Corp mengatakan akan mengurangi lebih dari 1.000 pekerjaan konstruksi dalam beberapa minggu mendatang karena pembatalan proyek tersebut. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini