Purwarupa roket Mars "Starhopper" buatan SpaceX melayang di atas landasan peluncuran dalam uji coba di Boca Chica, Texas. (Foto: VOA)
Kapuasrayatoday.com - Sebuah roket yang dirancang untuk perjalanan ke Mars tengah dibangun di permukiman para pensiunan bernama Boca Chica di Texas Selatan, dekat perbatasan AS dan Meksiko. Pendiri SpaceX, Elon Musk, menyebut kawasan itu sebagai “gerbang menuju Mars.”
Di ujung selatan negara bagian Texas, di sebuah desa kecil bernama Boca Chica, Anda bisa melihat situs bersejarah pertempuran terakhir Perang Sipil Amerika. Tak jauh dari sana, Anda juga bisa menikmati pemandangan yang menorehkan sejarah: sebuah spaceport atau bandar antariksa yang menjadi awal dari rencana perjalanan antar planet.
SpaceX tengah membangun dan menguji prototipe roket generasi berikutnya yang mereka namai Starship, yang suatu hari nanti akan dapat menerbangkan manusia ke bulan dan planet Mars.
“Orang-orang pasti ingin datang dan melihat hal ini, proyek gila yang mendobrak segala batas kemungkinan.”
Demikian kata David Santilena, pilot yang tengah dirumahkan akibat pandemi. Ketika SpaceX memilih Texas Selatan sebagai lokasi bandar antariksa untuk roket Starship, Santilena melihat sebuah peluang.
“Perlu disadari, kita hidup hanya sekali, oleh sebab itulah saya membeli lahan ini. Meski kemudian banyak urusan yang harus diselesaikan, semuanya berjalan sesuai harapan,” tambahnya
David membeli lahan di dekat lokasi bandar antariksa SpaceX yang akan dibangun untuk dijadikan tujuan para pecinta ruang angkasa yang ingin menonton peluncuran roket. Ia membangun kawasan perkemahan dan menyediakan trailer-trailer yang bisa disewa.
“Jika berhasil, ini akan luar biasa. Kalaupun gagal, ini tetap luar biasa. Bagaimanapun hasilnya, saya akan berada di sana menyaksikannya.”
Pendiri SpaceX, Elon Musk, menggambarkan Texas Selatan sebagai gerbang menuju Mars. Ia sangat yakin manusia sudah bisa menginjakkan kaki di Planet Merah enam tahun dari sekarang.
Sejak SpaceX dibangun pada tahun 2014 di Texas Selatan, perusahaan itu telah membangun dan melakukan uji operasional Starship, roket yang bisa dengan cepat diterbangkan kembali, dengan maksud agar membuat perjalanan antarplanet seperti perjalanan udara biasa. Keberadaan SpaceX telah menyerap banyak tenaga kerja.
Akan tetapi, pengorbanan harus dilakukan demi kemajuan. Beberapa warga desa di sekitar bandar antariksa baru itu mengaku terpaksa menjual rumah mereka kepada SpaceX dengan harga yang seharusnya bisa lebih tinggi lagi. Kini rumah-rumah mereka telah dihuni para pegawai SpaceX.
Maria Pointer, mantan warga Boca Chica, menuturkan, “Kami punya rumah yang dibutuhkan SpaceX, rumah yang berada tepat di tengah kawasan produksi pesawat ruang angkasa. Kami tidak punya pilihan untuk menghindar dari proses pembangunan itu.”
Maria Pointer bernegosiasi dengan SpaceX dan baru meninggalkan rumahnya pada bulan Maret. Tak lama setelahnya, karyawan SpaceX menempati rumahnya. “Saya harus berpikiran positif. Saya tidak akan meratapi hal ini sambil mengatakan, ‘malangnya aku, mereka akan merebut semua yang aku miliki.’ Tidak. Saya akan menciptakan kembali suasana rumah itu agar kami bahagia.”
Pengalaman ini mengaduk-aduk perasaan Maria. Dari rumah barunya, ia menyaksikan perkembangan prototipe roket itu dengan senang hati dan menuliskannya. Di sisi lain, ia masih berharap SpaceX memilih lokasi lain sehingga hidupnya tidak harus tercerabut dari desanya dan lingkungan alam di daerah tersebut bisa dipertahankan.
Maria akan terus menulis tentang SpaceX di akun media sosialnya, seperti halnya David yang akan berbagi kabar peluncuran roket bagi siapapun yang ingin mampir di bumi perkemahannya. (VOA)