-->
    |

Australia Terbuka Dimulai Saat Penutupan Wilayah Karena COVID-19

Nick Kyrgios dari Australia (kanan), dan Dominic Thiem dari Austria berhadapan dalam pertandingan putaran ketiga, kejuaraan tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Jumat, 12 Februari 2021. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Australia Terbuka di Melbourne berlangsung namun tanpa kehadiran penonton.

Alih-alih menikmati turnamen, penggemar tenis dan jutaan orang yang tinggal di negara bagian Victoria sedang mengalami penutupan wilayah selama lima hari, menyusul perebakan wabah virus corona di hotel karantina di Melbourne, ibu kota negara bagian Victoria.

Pemain tenis dikategorikan sebagai pekerja esensial.

Jerman melarang kedatangan pengunjung dari kawasan perbatasan dengan Republik Ceko dan negara bagian Tyrol, Austria, karena lonjakan kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan di dua lokasi tersebut. Retriksi itu mulai berlaku hari Minggu (14/2).

Para misionaris di beberapa kawasan terpencil di Brasil telah meyakinkan sejumlah warga pribumi bahwa vaksin COVID-19 tidak baik bagi mereka. Penduduk di salah satu desa di kawasan Amazon menggunakan busur dan panah untuk melawan pekerja kesehatan yang memvaksinasi warga di kawasan itu.

Brasil memiliki 9,7 juta kasus COVID-19, berada di tempat ke-tiga dalam jumlah kasus infeksi terbanyak di dunia, setelah India dengan 10,8 juta kasus dan Amerika 27,3 juta kasus. Jumlah kasus infeksi di seluruh dunia sudah lebih dari 107 juta.

Di Washington, Gedung Putih bekerja sama dengan produsen masker dan perusahaan perlengkapan medis untuk memastikan pekerja garda depan memiliki masker N95 yang sangat mereka perlukan.

Koordinator gugus tugas virus corona Presiden AS Joe Biden membaca di The New York Times tentang tidak terhubungnya pembuat masker, perusahaan perlengkapan medis dan rumah sakit-rumah sakit, dan mulai memfasilitasi hubungan itu. Jeffrey D. Zients mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami akan melakukan semua yang dapat kami lakukan bagi pekerja garda depan untuk mendapatkan alat pelindung diri yang mereka perlukan, termasuk menghilangkan penghalang bagi produsen masker N95.”

“Pandemi COVID-19 telah menjadi pengingat yang kuat mengenai pentingnya mengintegrasikan kesehatan jiwa ke dalam rencana persiapan dan tanggapan untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat,” kata Devora Kestel, direktur WHO bidang Kesehatan Jiwa dan Penggunaan Zat dalam pertemuan dewan eksekutif.

“Memasukkan masalah ini pada sidang Majelis Kesehatan Dunia berikutnya merupakan sebuah langkah penting ke arah persiapan yang lebih baik untuk memberi orang-orang dukungan yang diperlukan bagi kesehatan jiwa mereka selama keadaan darurat kesehatan masyarakat pada masa mendatang.”

Pandemi COVID-19 telah menewaskan lebih dari 2,3 juta orang di seluruh dunia, menurut John Hopkins Coronavirus Resource Center. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini