|



Banjir Hambat Vaksinasi COVID-19 di Australia

Kawasan permukiman penduduk dekat kota Windsor, New South Wales terendam banjir, Senin (22/3). (foto: VOA))

Kapuasrayatoday.com
- Petugas gawat-darurat di Australia timur menanggapi ribuan permintaan bantuan. Hujan di berbagai daerah tidak henti-hentinya. Untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun waduk utama Sidney meluap, menyebabkan pinggiran kota berisiko terkena banjir. Pihak berwenang melaporkan, hujan deras ini baru terjadi sekali dalam 100 tahun di utara Sydney dan ribuan orang dianjurkan untuk mengungsi.

Di dekat kota Taree, sebuah rumah yang dihuni oleh pasangan muda, tersapu banjir pada hari pernikahan mereka. Pengantin perempuan, Sarah Soars mengatakan kepada televisi Australia, rumahnya disapu banjir dalam beberapa menit. “Saya kehilangan kata-kata. Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa, sepertinya segala sesuatu yang kami miliki dan lakukan dengan keras hilang dalam sepuluh menit dari pandangan kami."

Hingga Senin, sekitar 18.000 orang telah mengungsi akibat banjir di New South Wales. Dinas-dinas penanggulangan bencana khawatir, 54.000 orang akan terpaksa mengungsi mengingat hujan akan terus berlanjut hingga Rabu.

“Kami bersyukur karena tidak ada nyawa yang hilang sejauh ini. Tetapi fondasi bangunan, jalan dan pepohonan yang berisiko, seperti halnya tiang-tiang listrik yang ambruk dan naiknya permukaan air.''

Kelompok kampanye Greenpeace mengaitkan badai hebat di Australia timur ini dengan perubahan iklim, pembakaran batu bara, minyak dan gas.

Cuaca ganas mengganggu program vaksinasi massal virus corona di Australia. Lebih dari enam juta orang Australia kini memenuhi syarat untuk divaksin pada tahap peluncuran vaksinasi berikutnya.

Regulator medis Australia telah menyetujui produksi domestik vaksin AstraZeneca. Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt menyatakan obat itu aman.

“Ini adalah keputusan mendasar yang menjamin Australia mendapat 50 juta vaksin yang diproduksi di dalam negeri. Artinya proses pembuatannya sudah disetujui. Aman, manjur dan memenuhi semua persyaratan dari salah satu regulator terkeras di dunia.”

Salah seorang pejabat medis paling senior di Australia, Menteri Departemen Kesehatan Federal Brendan Murphy mengatakan, perjalanan internasional masuk dan keluar Australia akan sangat dibatasi selama sisa tahun ini, sampai vaksinasi COVID-19 dunia diberikan secara lebih luas.

Australia menutup perbatasan internasionalnya setahun lalu untuk pelancong asing karena pandemi. Murphy mengatakan, kehidupan di Australia akan kembali normal, tetapi akan memakan waktu dan diperlukan kesabaran.

Australia mencatat 29.196 kasus virus corona sejak pandemi itu merebak, 909 orang meninggal, menurut Departemen Kesehatan Australia. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini