|



'Megxit' Memecah Warga Inggris Seperti Brexit

Meghan, Duchess of Sussex, Pangeran Harry, Duke of Sussex dan Ratu Elizabeth II berpose di Istana Buckingham (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com -
“Kerajaan tidak tercela,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson setahun yang lalu, tapi minggu ini setelah tuduhan mengerikan dari Duke dan Duchess of Sussex mengenai keluarga kerajaan, pemimpin Inggris itu tampaknya lebih menahan diri.

Johnson pertengahan minggu ini kepada wartawan mengatakan ia "sangat mengagumi" Ratu Elizabeth, namun tidak akan mengomentari masalah keluarga kerajaan. Ini merupakan sikap yang diambil oleh para menteri kabinetnya setelah wawancara Harry dan Meghan selama dua jam oleh maestro media Oprah Winfrey yang mengungkap isu-isu ras dan dinamika keluarga kerajaan.

Johnson kepada anggota parlemen di House of Commons mengatakan, "Ketika ada masalah yang berkaitan dengan keluarga kerajaan, hal yang tepat bagi perdana menteri adalah tidak berkomentar apapun, dan saya menganjurkan tidak mengatakan apapun."

Warga Inggris lainnya tidak sedemikian hati-hatinya seperti pejabat dalam reaksi mereka terhadap siaran kontroversial itu di mana Meghan, seorang warga Amerika dan mantan aktris, menuduh seorang anggota keluarga kerajaan yang tidak disebutkan namanya menyatakan "prihatin" mengenai warna kulit anak pertama pasangan itu, Archie, sebelum kelahirannya.

Meghan juga mengklaim meningkatnya tekanan hidup sebagai anggota keluarga kerajaan Inggris menyebabkan ia ingin bunuh diri sampai pasangan itu mundur dari tugas kerajaan dan pindah ke Amerika.

Meghan mengklaim keluarga kerajaan tidak ramah dan meremehkan kesehatan mentalnya yang memburuk dan tidak membantunya untuk mendapat bantuan medis. Harry mengaku bahwa keluarganya tidak secara terbuka berkomentar untuk melawan apa yang dianggapnya sebagai liputan rasis mengenai istrinya oleh pers tabloid Inggris.

Wawancara tersebut telah memecah sebagian besar warga Inggris di sepanjang garis politik dan demografis yang sama seperti Brexit, yang tampaknya menjadi perang budaya terkait identitas, citra diri, dan tradisi Inggris.

Sejak siaran tersebut ditayangkan, jajak pendapat menunjukkan bahwa orang-orang yang berusia di atas 55 tahun lebih cenderung mendukung keluarga kerajaan dan curiga dengan penggambaran diri Meghan sebagai orang yang tidak bersalah dan korban dari keluarga kerajaan yang berhati dingin. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini