-->
    |



Australia Capai Rekor Jumlah Vaksinasi COVID-19

Orang-orang antre untuk tes COVID-19 di sebuah fasilitas tes di Melbourne seiring dengan merebaknya klaster kasus-kasus baru, Rabu, 26 Mei 2021. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Rekor jumlah vaksinasi COVID-19 telah tercapai di Australia sementara penutupan wilayah selama tujuh hari berlanjut di negara bagian terpadat kedua di negara itu. Tujuh juta penduduk di Victoria harus mematuhi peraturan ketat untuk tinggal di rumah setelah diketahui ada klaster penularan yang semakin berkembang dalam beberapa hari terakhir.

Australia berhasil menanggulangi sebagian besar virus corona melalui penutupan wilayah, penutupan perbatasan internasional dan tindakan karantina yang ketat bagi warga yang kembali ke negara itu. Namun, program vaksinasi nasional diliputi masalah pasokan vaksin dan keraguan di kalangan banyak warga Australia.

Menurut Departemen Kesehatan diperkirakan terdapat 100 kasus virus corona aktif di Australia. Sekitar separuhnya terdapat di Victoria, yang ditutup selama tujuh hari. Ini adalah penutupan keempat di negara bagian itu sejak pandemi merebak.

Jumlah penularan di Australia dianggap kecil dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk Jepang, Brazil dan Amerika. Namun, penularan virus oleh komunitas jarang terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan pandemi di Victoria makin menjadi.

Ada rasa puas diri dalam masyarakat dan meningkatnya keraguan akan vaksin dan kemungkinan efek samping vaksin, sehingga menghambat rencana vaksinasi nasional.

Meskipun demikian, otoritas kesehatan di Victoria mengatakan, penutupan wilayah membuat penduduk berbondong-bondong ke pusat vaksinasi di seluruh negara itu hingga mencapai rekor. Namun, beberapa pakar percaya, mungkin sudah terlambat untuk mencegah gelombang penularan baru di negara bagian terpadat kedua di Australia itu.

Pakar penyakit menular di RS Alfred Melbourne, Dr. Michelle Ananda-Rajah mengatakan, “Kita pernah dalam situasi ini sebelumnya. Menurut saya risikonya kali ini lebih tinggi karena kita menghadapi semua faktor yang pada intinya pasti akan merugikan. Penduduk di sini sebagian besar belum divaksinasi. Sebentar lagi kita akan memasuki musim dingin, sementara ada varian yang mematikan saat ini. Victoria kini dihadang gelombang virus ketiga, dan kita perlu melakukan semua yang kita bisa untuk mencegah hal itu terjadi."

Melbourne, ibu kota negara bagian Victoria, mengalami penutupan wilayah paling lama di Australia tahun lalu akibat COVID-19. Sekali lagi, kota terbesar kedua di negara itu berada di bawah pembatasan yang ketat.

Pemakaian masker kini diwajibkan. Tempat-tempat ibadah dan sekolah-sekolah ditutup. Warga Victoria hanya boleh meninggalkan rumah untuk pekerjaan penting, berbelanja, berolahraga, merawat orang sakit atau untuk menerima vaksin virus corona. Bisnis mengalami kerugian besar.

Seorang pria terjangkit varian COVID-19 yang sangat menular setelah karantina di hotel sepulangnya dari luar negeri. Ia dianggap sebagai sumber penyebaran.

Australia mencatat lebih dari 30.000 kasus virus corona dan 910 kematian sejak pandemi merebak, menurut statistik pemerintah.  (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini