|



Pengawas Pemerintah Israel Akan Selidiki Insiden Desak-desakan Maut

Sejumlah pria Yahudi Ortodoks berdoa di Dinding Barat, Kota Tua Yerusalem, Minggu (2/5), pada hari berkabung setelah insiden desak-desakan maut yang menewaskan puluhan orang saat perayaan keagamaan di Gunung Meron pekan lalu. (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Badan pengawas pemerintah Israel akan menyelidiki peristiwa berdesakan dan terinjak-injak dalam perayaan keagamaan yang menewaskan 45 orang bulan lalu dan melukai lebih dari 140 lainnya.

Pada Senin (3/5), Pengawas Negara Matanyahu Englman mengumumkan penyelidikan atas insiden yang terjadi pada Jumat (30/4) lalu di Gunung Meron di wilayah Galilea.

"Saya hari ini ingin mengumumkan bahwa saya bermaksud membuka audit khusus yang akan menyelidiki keadaan yang menyebabkan tragedi ini," katanya kepada para wartawan.

Pengawas negara itu bisa menyelidiki dan menerbitkan temuan, tetapi tidak bisa mengajukan tuntutan pidana, yang menyebabkan sebagian kalangan meminta agar otoritas yang lebih tinggi menyelidiki insiden tersebut.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menjanjikan penyelidikan, tetapi tidak memberikan rincian apa pun.

Dalam sesi di parlemen, Netanyahu mengatakan, "Kita akan memeriksa dengan cara-cara sepatutnya, secara mendalam dan bertanggung jawab, semua masalah yang terkait dengan pertemuan-pertemuan perayaan di gunung itu, saat ini dan pada masa lalu."

Kantor pengawas itu beberapa tahun lalu menyebut kompleks Gunung Meron berbahaya dalam laporan dari 2008-2011.

Kompleks itu, situs makam Rabbi Shimon Bar Yochai pada abad ke-2, menarik puluhan ribu orang Yahudi ultra-Ortodoks untuk perayaan tahunan Lag B’Omer.

Selama perayaan, kerumunan besar orang memasuki terowongan sempit, sehingga menyebabkan massa berdesakan dan terinjak-injak.

Insiden berdesakan dan terinjak-injak itu adalah salah satu bencana sipil terburuk dalam sejarah Israel, dan pada Minggu (2/5), negara itu memulai hari berkabung.

Enam warga Amerika termasuk di antara mereka yang tewas dalam insiden tersebut. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini