|



Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Raih Penghargaan Tertinggi HAM Uni Eropa

Politisi oposisi Rusia Alexey Navalny menghadiri sidang pengadilan di Moskow, Rusia, 20 Februari 2021. (Foto:VOA)

Kapuasrayatoday.com - Parlemen Eropa telah memberikan penghargaan tertinggi hak asasi manusia Uni Eropa kepada pemimpin oposisi Rusia yang dipenjarakan, Alexey Navalny karena menantang pemerintahan Presiden Vladimir Putin di negara itu

Anggota parlemen, Rabu (20/10), mengumumkan di Twitter bahwa Navalny adalah penerima Hadiah Sakharov untuk Kebebasan Berpikir. Penghargaan ini diberi nama sesuai nama pembangkang Soviet Andrei Sakharov.

Dalam pengumuman itu, para legislator secara terbuka mengecam Putin dan menyerukan agar Navalny dibebaskan dari penjara.Mr. Putin, bebaskan Alexey Navalny. Eropa menghimbau pembebasannya dan semua tahanan politik lainnya," kata cuitan itu.

Navalny, 45 tahun, saat ini menjalani hukuman penjara dua setengah tahun. Pihak berwenang mengatakan Navalny melanggar persyaratan pembebasan bersyarat yang berasal dari hukuman sebelumnya pada 2014 yang katanya bermotif politik. Pengadilan mengatakan ia tidak memberi tahu pihak berwenang tentang keberadaannya ketika ia diterbangkan ke Jerman untuk perawatan medis. Ia berada di Jerman selama lima tahun untuk memulihkan diri dari keracunan yang hampir menyebabkan kematiannya.

Navalny ditangkap Januari lalu, ketika ia kembali ke Rusia. Pakar medis Eropa mengatakan ia diracun dengan Novichok, agen saraf era Soviet.Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada para pemimpin Rusia terkait keracunan dan pemenjaraan Navalny. Kremlin terus menyangkal melakukan peran apa pun dalam peracunan itu dan mengecam UE, dengan mengatakan blok itu mencampuri urusan dalam negeri Rusia.

Hadiah Sakharov senilai $59.000 akan diberikan dalam sebuah upacara di Prancis pada bulan Desember. Pada masa lalu, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, aktivis pendidikan Pakistan Malala Yousafzai dan oposisi demokratis Venezuela telah memenangkan penghargaan tersebut.

Tahun ini, para kandidat peraih penghargaan itu termasuk sekelompok perempuan Afghanistan dan politisi Bolivia yang dipenjarakan dan mantan Presiden sementara Jeanine Anez.(VOA)






Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini