|



Keamanan Pasokan Air: Prioritas Kebijakan Luar Negeri AS Terbaru

Seroang lansia tampak memompa untuk mendapatkan air di wilayah Desa Shangshak, yang terletak di bagian timur laut negara bagian Manipur, India, pada 21 Maret 2020. Penduduk di wilayah tersebut seringkali kesulitan mendapatkan air. (Foto:VOA)

Kapuasraytoday.com - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris pada Rabu (1/6) mengumumkan Rencana Aksi Gedung Putih tentang Keamanan Air Dunia, menarik hubungan langsung antara kelangkaan air dengan keamanan nasional, serta mengangkat isu keamanan pasokan air sebagai inti prioritas kebijakan luar negeri AS untuk pertama kalinya.

Dengan hampir separuh populasi dunia kemungkinan kesulitan memenuhi kebutuhan air pada tahun 2030, kelangkaan pangan dan masalah ekonomi serta kesehatan masyarakat dapat menyebabkan ketidakamanan dan migrasi massal, serta akan menimbulkan dampak besar terhadap kepentingan AS di seluruh dunia, kata Harris pada acara peluncuran rencana tersebut.

Ketidakamanan pasokan air juga membuat dunia kita menjadi kurang aman,” ungkapnya. “Perselisihan antar negara atau masyarakat atas sumber daya air yang terbatas, dari waktu ke waktu dapat diperkirakan dan lebih jauh lagi memicu konflik bersenjata.”

Serangan terhadap Sistem Pasokan Air

Dengan pertambahan populasi dunia dan perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan yang lebih tidak menentu dan kekeringan parah, para pakar mengatakan bahwa jumlah insiden kekerasan terkait masalah air semakin meningkat. Lebih dari 200 konflik semacam itu telah terjadi dalam tiga tahun terakhir, menurut data dari Pacific Institute, yang melacak kekerasan terkait masalah air di seluruh dunia.

“Kekerasan dan perang antara Rusia dan Ukraina yang memburuk pada 2014 dan meluas kembali dengan invasi Rusia beberapa pekan lalu, mencakup serangan terhadap sistem pasokan air warga sipil dan penggunaan pasokan air sebagai senjata,” kata Peter Gleick, salah satu pendiri institut tersebut.

Rencana aksi pemerintahan Biden adalah “pendekatan seluruh aspek pemerintahan untuk mengatasi isu keamanan pasokan air dunia,” kata seorang pejabat pemerintahan senior kepada VOA. Ia menambahkan, penting bagi AS untuk “maju ke garis depan dari masalah yang seringkali terabaikan.”AS sendiri sudah memiliki apa yang disebutnya sebagai “Strategi Air Global yang menyeluruh” yang bertujuan untuk menciptakan dunia dengan pasokan air yang lebih aman. Strategi itu sudah diperbarui dan diterbitkan setiap empat tahun. Pembaruan berikutnya, yang akan dilakukan tahun ini, akan mencerminkan kontribusi dari lebih dari 17 badan pemerintahan dan kementerian.

Tiga Pilar

Rencana aksi keamanan pasokan air dunia terdiri dari tiga pilar yang terdiri dari upaya mencapai akses yang universal dan adil terhadap pasokan air, sanitasi dan kebersihan; mempromosikan pengelolaan sumber-sumber air yang berkelanjutan; serta memastikan aksi multilateral yang mempromosikan keamanan pasokan air.

Artinya, upaya-upaya diplomatik Amerika akan mengintegrasikan isu keamanan pasokan air dengan program pembangunan dan inisiatif infrastruktur, termasuk yang dilakukan bersama mitra internasional.

Para pengamat menyambut baik inisiatif tersebut.Dengan mengadopsi kerangka keamanan pasokan air yang lebih luas, AS akan memiliki posisi yang lebih baik dalam mengatasi berbagai tantangan pasokan air yang sesungguhnya, yang berdampak pada masyarakat di lapangan,” kata Aaron Salzberg, direktur Water Institute di University of North Carolina at Chapel Hill dan mantan koordinator khusus masalah air Kementerian Luar Negeri AS

Meski demikian, Salzberg menyadari bahwa inisiatif itu merupakan sebuah “pengemasan ulang” program-program yang sudah ada dan tidak berisi perubahan-perubahan struktural maupun penambahan sumber daya baru dari apa yang sudah dilakukan Amerika saat ini.

“Sama sekali tidak ada target baru,” katanya kepada VOA.

Tapi, dorongan lebih besar untuk menerjunkan para pakar teknis Amerika ke luar negeri serta berbagi data dengan para mitra tetap bisa menjadi terobosan penting bagi banyak negara, katanya.Dengan perubahan cepat teknologi pengamatan sistem planet Bumi, AS bisa membantu negara-negara lain dengan segera menyerap dan memanfaatkan data-data yang ada, sehingga memungkinkan mereka melakukan pengawasan, peniruan dan perkiraan yang lebih baik terhadap apa yang terjadi atas pasokan air mereka, kata Salzberg.

“Ini adalah langkah kunci pertama bagi negara mana pun yang mencoba mencapai keamanan pasokan air dan mengelola dampak perubahan iklim,” tambahnya.

Dalam acara peluncuran itu, Harris mengatakan bahwa kelangkaan air memperlambat upaya memajukan perempuan dan anak-anak perempuan di seluruh dunia.

“Di seluruh dunia, perempuan dan anak-anak perempuan menghabiskan waktu 200 juta jam per hari – dua ratus juta per hari – untuk mengumpulkan air,” kata sang wakil presiden.(VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini