-->
    |

Wabup Subandrio Lakukan Tanam Perdana PSR KUD Sido Makmur Engkersik

 Mohtar : Ada Tiga Kendala PSR, 1. Minimnya Ketersediaan Bibit, 2.Naiknya Harga Pupuk & Herbisida dan 3.Naiknya Harga BBM



Sekadau,Kapuasrayatoday.com - 

Wakil bupati Sekadau Subandrio,SH.MH  melakukan penanaman perdana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) hasil Civing di Koperasi Unit Desa (KUD) Sido Makmur, Sabtu (06/08/2022) di Engkersik.

Dalam sambutannya Subandrio mengatakan, sawit adalah tanaman pavorit masyarakat kabupaten Sekadau, karena dengan  komoditi ini ekonomi masyarakat bisa naik, artinya komoditi lain belum bisa memberikan jaminan kepada masyarakat sebagai pendongkrak ekonomi.

"Komoditi sawit yang saat ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat,"kata Wabup.

Hal ini selaras dengan program pemerintah daerah yakni IP3K, karena tahun anggaran 2022 pemerintah daerah kabupaten Sekadau telah mengelontorkan dana 1.9 milyar untuk pengadaan bibit Kelapa Sawit.

Bibit itu nanti akan dibagikan ke petani melalui kelompok tani. Kemudian tahun 2023 pemerintah daerah kembali menganggarkan dalam APBD sekitar 4 milyar lebih untuk pengadaan bibit Kelapa Sawit ungkap wabup.

"Pemerintah daerah kabupaten Sekadau sangat mendukung sekali PSR di kabupaten Sekadau, maka dari itu, saya berpesan jika terjadi masalah di lapangan segera lakukan kordinasikan dengan pihak terkait, agar setiap masalah sekecil apapun harus cepat di selesaikan,"ingatnya.

Ditempat yang sama kepala dinas Perkebunan provinsi Kalimantan barat M.Munsif dalam sambutannya mengatakan, bahwa PSR merupakan kesempatan emas bagi petani dan daerah, karena tidak ada kesempatan kedua jika pada kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan baik.

Sebab lanjut dia, program ini sudah berjalan beberapa tahun sebelumnya, hanya saja banyak kelembagaan petani yang kurang siap dari segi administrasi, sehinga PSR tidak bisa dilakukan, namun jika ada kesempatan seperti saat kita lakukan, maka manfaatkan dengan baik.

"Di Provinsi Kalimantan barat kabupaten Sekadau termasuk kabupaten dengan luas PSR terbesar ke 2 setelah kabupaten Landak," ungkapnya.

Dikatakan dia, kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, maka dari itu menjadi tugas kita bersama, mari bersama mulai sekarang kita terus melakukan sosialisasi tentang PSR kepada petani. 

Tujuannya, agar petani paham tentang pentingnya PSR dan tidak mengabaikan kesempatan emas ini.



Sementara itu ditempat yang sama, kepala dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Drs, Sandae dalam sambutannya mengatakan, sebelumnya memang banyak kendala yang dialami oleh pemerintah daerah saat akan mengurus administrasi PSR.

Karena menurut dia, untuk melaksanakan PSR kelembagaan petani harus sehat dulu, setelah sehat baru akan dilakukan verifikasi layak atau tidak KUD tersebut melakukan PSR.

"Sebenarnya program PSR yang kita laksanakan hari ini adalah program PSR tahun 2021, hanya saja karena kendala bibit makanya baru bisa dilaksanakan tahun ini,"kata Sandae.

Kita berharap lanjut dia, setelah dilaksanakan tanam perdana PSR kali ini bisa menjadi pijakan bagi KUD lainnya di kabupaten Sekadau.

Sementara itu kepala desa Engkersik Lorensius Sumardi dalam sambutannya meminta kepada masyarakat dusun Engkersik yang tingal di sekitar lokasi yang sudah di tanam, agar menjaga hewan ternak agar tidak masuk lokasi kebun yang baru di tanam.

"Kita minta masyarakat untuk menjaga hewan ternaknya agar tidak cari makan di lokasi yang sudah di tanam,"pesannya.

Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Sido Makmur Bernadus Mohtar dalam paparannya mengatakan, bahwa KUD Sido Makmur berdiri sejak tahun 2005 dengan 258 anggota. Untuk PSR, kita terbagi menjadi tiga tahap.



Untuk tahap pertama sebanyak 109, sedangkan untuk tahap ke dua 225, dan pada tahap ke tiga nanti ada 93 orang, ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa untuk mempersiapkan PSR kali ini memerlukan waktu panjang yakni dari tahun 2019 dan tahun 2020. Namun, sejak di rancang PSR terutama saat penghitungan biaya, harga Pupuk dan Herbisida, termasuk BBM belum mengalami kenaikan seperti sekarang, sehinga dana yang Rp.30 juta per hektare tidak mencukupi untuk melakukan perawatan sampai P3. akibat naiknya Pupuk, Herbisida dan BBM yang mengakibatkan naiknya biaya angkutan tutur Mohtar.

Dengan kondisi naiknya harga kebutuhan petani jika dibanding dengan perhitungan sebelumnya, maka satu hektare bisa tuntas dengan 30 juta rupiah, namun akibat naiknya harga harga-harga kebutuhan tersebut maka, dengan dana 30 juta menjadi tidak mampu mengcover sampai P3,.namun hanya sampai pada P2.

Untuk diketahui lanjut dia, bibit yang kita gunakan adalah bibit dari PKS Parindu. Persiapan bibit memang sudah lama kita siapkan, untuk itu ia mengucapkan banyak terimakasih kepada PT.MPE yang merupakan Perusahaan induk petani Plasma yang tergabung di KUD Sido Makmur, kepada CV.Multi Karya Borneo (CV.MKB) yang telah melakukan kegiatan civing tepat waktu, dan kepada semua pihak yang telah membantu terutama Pemkab Sekadau melalui dinas DKP3 terutama bidang Perkebunan yang telah membimbing kami, Sehinga semua proses mulai dari persiapan administrasi sampai hal-hal lain bisa terselesaikan dengan baik.

"Semuanya berkat dukungan penuh dari pemerintah daerah kabupaten Sekadau," ucapnya.

Untuk itu ia juga meminta bantuan kepada pemerintah daerah kabupaten Sekadau, kalau ada bibit palawija untuk ditanam dilahan yang sudah ditanam Kelapa Sawit, seperti jagung dan tanaman lainnya, tujuannya supaya petani tetap ada penghasilan dengan memanfaatkan lahan yang ada.

"Supaya petani masih ada penghasilan,.kita minta pemerintah daerah kabupaten Sekadau memberikan bantuan bibit secara gratis seperti Jagung yang umur panen tidak terlalu lama,"harapnya.

Kegiatan tersebut dihadiri wakil bupati Subandrio.SH.MH, Kadis Perkebunan Provinsi Kalbar M. Munsif, Sekda Muhammad Isa, Pimpinan PT.Bank Kalbar, Pimpinan PT.Multi Prima Entakai (PT.MPE), Perwakikan Dandim 1204 Sanggau, Perwakilan dari Polres Sekadau, Kadis DKP3 Kab.Sekadau dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Penulis. Sudarno.

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini