-->
    |

Sugeng: Peran Generasi Milineal dalam Pengawasan Pemilu Sangat Penting

Foto: Kegiatan Sosialisasi Partisipatif Generasi Milineal dalam Pengawasan Pemilu Oleh Bawaslu Kabupaten Sanggau

Sanggau.Kapuasrayatoday.com-
Pemilu serentak 2024 bukan hanya menjadi PR penyelenggara pemilu, tapi juga menjadi PR seluruh rakyat Indonesia, termasuk generasi milenial yang cerdas dan kritis, yang juga mendambakan pemimpin yang jujur dan amanah, Bawaslu Sanggau memberikan sosialisasi kepada perwakilan siswa SMA, Organisasi Kepemudaan, dan mahasiswa yang ada di kabupaten Sanggau.

Kabid Ormas Kabupaten Sanggau Martinus Dop mengatakan peran penting pengawasan partisipatif menjadi momok penting untuk mendukung terlaksananya pemilu yang bersih, berintegritas, dan minim kecurangan. Bukankah kita selalu ingin berharap mendapatkan pemimpin yang bersih.

Maka setidaknya, kita bersih dan luruskan dulu setiap proses dan tahapannya. Lalu apa yang bisa kita lakukan (khususnya generasi milenial) dalam mengawasi jalannya Pemilu Serentak 2024 mendatang.Apa hanya diam berpangku tangan, Atau menggunakan kecerdasannya untuk kebaikan bangsa." Menggalang Upaya Pengawasan Partisipatif Pemilu Bersama Milenial di Kabupaten Sanggau” Jum'at (9/12/2022)

Berbicara Pemilu serentak tahun 2024 adalah berbicara tentang kemajuan dan masa depan Bangsa.Tentu dalam prakteknya, generasi milenial jangan hanya menjadi penonton dan jangan hanya melaksanakan haknya saja tanpa melakukan apapun.Generasi muda generasi milenial harus mampu menebar energi positif, menebarkan virus-virus kebaikan, khususnya dalam hal pelaksanaan pengawasan pemilu partisipatif. Tuturnya 

Pengawasan pemilu bukan hanya tugas penyelenggara pemilu saja, tetapi menjadi tugas kita semua, termasuk Sahabat Bawaslu yang katanya “generasi milenial” Maka sudah sepatutnya Bawaslu mengajak semua elemen masyarakat untuk berpartisipasi mengawasi jalannya Pemilu. Tegasnya 

Bapak Sugeng Rohadi dari Pontianak Post yang telah memberikan materi yang sangat menarik, mengulik dan mengupas peran generasi milenial dalam hal pengawasan pemilu ke depan. Terima kasih dan apresiasi yang sangat luar biasa pada seluruh generasi milenial, khususnya yang telah ikut dan berpartisipasi. Katanya 

Jadilah generasi yang cerdas, dan nantinya semoga lahir pemimpin yang berkualitas. Sugeng menjelaskan peran generasi milenial atau generasi muda dalam setiap perubahan yang terjadi di negeri ini. Banyak peristiwa besar menunjukkan aksi nyata bagi kemajuan bangsa.

“Kami berharap aksi nyata para pemilih milenial dalam pemilu nanti ikut serta mengawal tegaknya demokrasi di negeri ini. Artinya pemilih milenial ikut aktif mengawasi sebagai manifestasi dari kedaulatan rakyat,” ucapnya.

Dia berkeyakinan kerja kolaboratif antara pemilih, penyelenggara dan stakeholder terkait, kunci sukses pengawasan pemilu.

“Keterlibatan semua pihak dalam pengawasan pemilu akan menjamin keadilan bagi semua pihak,” tambahnya.

Perlu diketahui, diskusi yang terus diselenggarakan oleh Bawaslu Kabupaten Sanggau menghadirkan Pembicara dari Unsur Penyelenggara yakni Bawaslu, Akademisi  dan Jurnalis dari Pontianak Post.

Bagi kaum muda atau generasi milenial, perhelatan Pemilu 2024 menjadi krusial, karena mereka tidak sekadar sebagai pemilih, namun ada sebagian dari mereka yang akan tampil sebagai caleg (calon anggota legislatif). 
 
Optimisme Pelaksanaan pemilu (2024) yang bebas dan damai, sama artinya dengan menjaga optimisme terhadap masa depan demokrasi di Indonesia. Mengingat pemilu yang bebas dan aspiratif, adalah kriteria penting dalam sistem politik demokratis. Terangnya 

Setelah jadwal pemilu disepakati, selanjutnya tentu ada ruang partisipasi bagi generasi kaum milenial. Sebagai generasi yang akrab dengan informasi digital dan media sosial, kompetensi ini akan menjadi modal penting dalam Pemilu 2024, termasuk Pilkada pada tahun yang sama. 

Melalui berbagai platform, banyak anak muda tergerak aktif dalam hal menyuarakan kepedulian mereka atas berbagai isu. Dalam konteks pemilu, yang diperlukan adalah pengawasan, terutama proses rekapitulasi suara sejak masih di TPS di tingkat kelurahan, hingga ke tingkat nasional.

Penggunaan teknologi bisa menjadi solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan pemilu. Permasalahan terbesar dalam pemilu di negeri kita, bukan pada pemungutan suara, tetapi pada proses rekapitulasi yang berjenjang. 

Berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, potensi manipulasi  biasanya terjadi pada saat penghitungan suara secara manual. Itu sebabnya dibutuhkan instrumen teknologi elektronik untuk bisa meminimalisir kemungkinan manipulasi. 

Pada fase ini dibutuhkan partisipasi generasi milenial dalam fungsi control, tentu saja secara informal, sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil. (Cep)
Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini