JAKARTA,Kapuasrayatoday.com -
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan yang konsisten. Organisasi yang menaungi ribuan petani ini bekerja langsung di lapangan, sehingga memahami permasalahan serta kebutuhan mendesak para petani sawit.
Atas kerja keras yang dilakukan SPKS, Medbun Award menganugerahi SPKS dengan apresiasi “Organisasi Petani yang Bekerja Nyata Melatih Petani Sawit,” pada Kamis (18/7) 2024 di Bandung, Jawa Barat.
Ketua SPKS Nasional Sabarudin mengungkapkan, dengan diterimanya apresiasi tersebut pihaknya akan terus memberikan manfaat dan pelayanan kepada anggotanya,untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam perbaikan tata kelola sawit nasional.
"Dengan adanya apresiasi ini, kami berharap dapat meningkatkan kinerja organisasi, termasuk SPKS, dalam melakukan perbaikan tata kelola sawit nasional ke depan kata Sabarudin.
Pekerjaan di tingkat bawah ini sangat penting karena memberikan manfaat langsung kepada anggota dan masyarakat luas ungkapnya.
Tidak banyak organisasi yang bekerja hingga ke level bawah, dan kami bangga bisa menjadi salah satunya," kata Sabarudin.
Lebih lanjut kata Sabarudin, dengan adanya apresiasi ini dapat memotivasi untuk terus memberikan manfaat kepada anggota dan masyarakat luas. “Tujuan utama kami adalah meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui perbaikan tata kelola dan keberlanjutan,” kata Sabarudin.
Tercatat, SPKS juga telah mengadakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi petani kelapa sawit. Setiap tahun, organisasi ini memberikan pelatihan kepada 1.000 hingga 1.500 petani sawit yang tersebar di 22 kabupaten. Pelatihan ini mencakup manajemen koperasi, keuangan, serta tata kelola yang baik untuk mendukung sistem sertifikasi seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
“Kami menyediakan berbagai materi pelatihan, termasuk buku saku, yang dibagikan secara gratis kepada petani. Langkah ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kualitas pengelolaan perkebunan kelapa sawit,” ujar Ketua SPKS Nasional, Sabarudin, dalam keterangan resminya, pada Senin (21/7/2024).
SPKS juga berfokus pada penguatan kelembagaan dan legalitas lahan petani sawit. Melalui pemetaan dan pendataan lahan, SPKS membantu petani mendapatkan kepastian hukum atas lahan mereka, yang menjadi dasar untuk perbaikan tata kelola.
Selain itu, SPKS berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk membantu petani memperoleh Sertifikat Tanah Hak Milik (STHM).
“Banyak petani swadaya yang tidak memiliki akses layanan pelatihan karena tidak terdata dengan baik di tingkat kabupaten atau provinsi. Kami berupaya mengatasi hal ini dengan fokus pada mereka yang membutuhkan dukungan,” tambah Ketua SPKS Nasional, Sabarudin.
SPKS berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mencapai target sertifikasi ISPO. Tahun ini, SPKS menargetkan sembilan koperasi dengan total anggota sekitar 3.000 petani untuk masuk dalam proses sertifikasi ISPO. Koperasi ini mencakup area sekitar 7.000 hektare di berbagai kabupaten, termasuk Kampar, Aceh Utara, dan Sanggau.
Selain sertifikasi, SPKS juga berperan aktif dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dengan pendanaan dari BPDPKS.
SPKS menggarisbawahi pentingnya infrastruktur dan sarana-prasarana (Sarpras) bagi petani sawit swadaya untuk mengakses dana BPDPKS dan mendukung keberlanjutan produksi sawit.
SPKS terus berinovasi dalam mendukung transformasi komoditas sawit berkelanjutan. Selain fokus pada pelatihan dan legalitas, SPKS juga terlibat dalam pengembangan produk agrokimia ramah lingkungan. Kerja sama dengan berbagai industri dan pemerintah telah terjalin untuk mengembangkan produk biosilika dari limbah sawit, yang memberikan nilai tambah dan mengurangi dampak lingkungan.
Dengan dukungan yang konsisten, SPKS berkomitmen untuk terus mendampingi petani sawit dalam setiap langkah mereka menuju pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. SPKS berharap upaya ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi industri sawit nasional dan kesejahteraan petani di Indonesia.
Tentang SPKS:
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) bermula pada awal tahun 2005 dari diskusi kritis tentang kondisi dan situasi petani sawit di Indonesia pada waktu itu yang diadakan oleh para kelompok pemerhati perkebunan dan tokoh serta petani sawit.
Pada tahun 2012 SPKS Nasional pun berdiri melalui keputusan Musyawarah Forum Nasional di Jakarta yang dihadiri oleh pengurus SPKS dan petani dari 8 kabupaten. Secara Resmi berdiri dengan badan hukum berbentuk Perkumpulan yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 52 tanggal 19 Juni 2012 pada Notaris dan PPAT Dwi Sundjajik, SH, M.Kn yang beralamat di komplek Bkosurtanal Blok C4 jalan raya Cikaret Cibinong Kabupaten Bogor. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-69.AH.01.07 Tahun 2013 tentang pengesahan Badan Hukum Perkumpulan Serikat Petani Kelapa Sawit.
Saat ini organisasi SPKS telah teresebar di 22 Kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dan beberapa koperasi anggotanya telah memperoleh Sertifikat ISPO dan RSPO.
Untuk informasi lebih lanjut, Silahkan hubungi Sekretariat SPKS (0251) 8571263.(Sumber rilis spks/*)