Medan,Kapuasrayatoday.com - Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumatra Utara berharap Pemerintah dapat segera mengatasi dan memitigasi penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau biasa di sebut flu babi di Sumut. Sebab, hal ini dapat mendukung ketahanan pangan nasional sesuai program astacita Presiden dan Wakil Presiden RI untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi peternak lokal serta mendukung terciptanya rasa aman, damai di kalangan masyarakat.
Demikian disampaikan Ketua DPD Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumut, Heri Ginting dalam sambutannya pada dialog Kolaborasi Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumut Dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Sumut. Untuk mencapai ketahanan Pangan Nasional Sesuai Program Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI dan Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Peternak Lokal Serta Mendukung Terciptanya Rasa Aman Damai Di Kalangan Masyarakat, Senin (10/11) di Medan.
"Saat ini permasalahan yang tengah dihadapi para peternak babi rumahan adalah penularan African Swine Fever (ASF) atau biasa di sebut flu babi. Jika ini tidak segera dimitigasi dan dicegah penularannya, akan berdampak terhadap penurunan jumlah populasi babi di Sumut,"jelasnya.
Penurunan jumlah populasi babi, lanjut Heri, otomatis akan berdampak terhadap perekonomian para peternak babi.
Untuk itu, Heri berharap, melalui dialog dan sosialisasi ini masyarakat peternak babi bisa mengetahui pencegahan dan mitigasi penularan ASF yang sampai sekarang vaksin belum tersalurkan ke para peternak. "Mudah-mudahan ke depan kita bisa mendapatkan vaksin ASF seperti vaksin PMK untuk sapi dan domba. Marilah bersama berkolaborasi untuk mensejahterakan peternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak,"pintanya.
Heri juga memaparkan beberapa upaya yang bisa dilakukan para peternak babi agar hewan ternaknya tidak terpapar virus ASF yakni pertama, sama-sama menjaga kebersihan lingkungan, jangan sampai ada tetangga kita yang keberatan.Untuk itu selalu perhatikan dan jaga kebersihan lingkungan. Kedua, kurangi lalulintas orang yang berkunjung ke kandang ternak dan ketiga, kubur bangkai babi yang sudah mati yang terpapar virus ASF kata Heri.
Diakhir sambutan, Heri mengajak seluruh anggota DPD PPBI Sumut dan para peternak lokal agar bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif di Sumut khususnya Kota Medan. Meskipun saat ini para peternak sedang diuji dengan kasus flu babi, namun dia mengimbau agar para peternak dan masyarakat tetap solid menjaga Kamtibmas dan sama-sama mendukung program Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Peternak Babi Indonesia (DPP- PPBI) Sutrisno Pangaribuan mengatakan, peternak babi di Kota Medan, punya peran dalam mengatasi permasalahan sampah dan bau sampah. Para peternak babi yang selalu mengambil sisa makanan dan limbah rumah tangga. Dan ikut berperan dalam mengatasi sampah dan bau sampah di perkotaan.
"Peternak ini jangan dilihat dari ternaknya saja. Tapi lihat hilirnya, para peternak babi ini ikut berperan mengatasi permasalahan sampah di Medan. Khususnya sampah-sampah yang menimbulkan bau busuk dari sisa makanan dan limbah rumah tangga habis semua diolah peternak babi untuk pakan ternak mereka,"jelasnya dalam Dialog Kolaborasi Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumut Dengan Pemerintah Pusat dan Daerah Sumut untuk Mencapai Ketahanan Pangan Nasional Sesuai Program Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI serta Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Peternak Lokal Serta Mendukung Terciptanya Rasa Aman Damai Di Kalangan Masyarakat, katanya Senin (10/11) di Medan.
Lebih jauh, dalam Dialog yang diikuti sekitar 215 peternak dan warga sekitar ini, Sutrisno menyampaikan, menjadi peternak babi, merupakan bagian dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Jadi, kata dia, jangan yang dilihat peternak itu orangnya. Tapi bagaimana upaya mereka dalam mengelola dan memanfaatkan sampah menjadi nilai yang berguna bagi makhluk lainnya. "Buat para peternak babi yang hadir hari ini tetap semangat dan tetap selalu berjuang bersama,"katanya.
Usai menyampaikan arahannya, kegiatan dilanjutkan fwngan dialog seputar ternak babi dan penyakit flu babi oleh peserta.(Tim/*)
