|



"Diplomasi Koersif" China Jadi Bumerang Saat Kunjungan Senat Ceko ke Taiwan

Ketua Senat Ceko Milos Vystrcil (tengah) dan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu (tengah kanan), melambaikan tangan, setibanya di Bandara Internasional Taoyuan, Minggu, 30 Agustus 2020. (Foto: VOA)
Kapuasrayatoday.com - Bertentangan dengan kemauan China, delegasi, yang dipimpin Ketua Senat Ceko, Miloš Vystrčil, Minggu (30/8), tiba di Taiwan dalam kunjungan selama enam hari. Lawatan itu adalah kunjungan timbal balik tingkat tertinggi antara kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan budaya.

Para pengamat, yang berbicara kepada VOA, mengatakan kunjungan tersebut mengungkapkan banyak hal terkait 'diplomasi koersif' atau diplomasi disertai paksaan dan ancaman, China yang gagal di Republik Ceko, meski masih harus dikaji apakah negara-negara Eropa lainnya akan mengikutinya untuk bisa berdampak luas.

Republik Ceko menganut kebijakan 'Satu China', tetapi mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.

“Ini akan menjadi kunjungan untuk menghormati mendiang Presiden Ceko VáclavHavel, " kata Vystrčil kepada 89 anggota delegasi menjelang kunjungan itu, menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Havel, yang juga mantan penulis drama, adalah presiden Ceko pertama pada 1993. Ia menjalani hukuman penjara selama bertahun-tahun karena pandangan politiknya yang berbeda yang menjunjung tinggi aktivitas sipil, demokrasi langsung, dan hak asasi manusia - nilai-nilai yang menurut Vystrčil gagal dilaksanakan oleh China.

“Pandangan saya jika kita fokus pada uang, kita akan kehilangan nilai-nilai kita serta uang,” kata Vystrčil, pejabat tertinggi kedua di Republik Ceko, berulang kali kepada media menandaskan kunjungan delegasi itu ke Taipei.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan sambutan terhangatnya setibanya delegasi itu, dengan mengatakan dalam postingan Facebook bahwa rakyat Taiwan “berharap bisa meningkatkan kerja sama di semua bidang” dengan delegasi Ceko. (VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini