|



Bahaya bagi Ternak, Bunga Lily Arum Kuasai Sebagian Australia Barat

Bunga Lily Arum atau Calla Lily. (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Bunga-bunga Lily Arum menyebar luas di sebagian besar wilayah barat daya Australia Barat. Bunga bakung beracun itu berbahaya bagi ternak-ternak sehingga sekelompok donor mendanai sebuah percobaan untuk mengendalikan tanaman tersebut.

Lautan bunga-bunga Lily Arum putih itu tampak indah namun dengan cepat menjadi musuh masyarakat nomor satu di sekitar Margaret River, Australia Barat.

Genevieve Hanran-Smith, petugas pelaksana dari Nature Conservation daerah sungai Margaret itu mengemukakan tanaman itu menjadi gulma invasif yang paling cepat menyebar dan menguasai daerah aliran sungai sekitar.

“Mereka mengalahkan spesies asli dan hanya menjadikan wilayah itu monokultur bunga Lily Arum. Absennya keaneka-ragaman tumbuhan lainnya itu mengakibatkan hilangnya sumber makanan dan habitat bagi sejumlah hewan.”

Tanaman Lily itu juga telah mengambil alih lahan semak belukar milik Steve Castan. Ini masalah yang sering menimpa para pemilik tanah di daerah tersebut.

“Saya tahu persis bunga Lily Arum yang tumbuh di sini. Saya benar-benar tidak menyadari hal itu hingga musim bunga lili berikutnya tiba.”

Sejumlah pakar konservasi berupaya untuk membasmi gulma itu dengan bantuan dana dari pemerintah. Bunga tersebut mekar setelah hujan pada musim dingin dan beracun bagi ternak.

"Menurut saya turis mengira tanaman itu bagus, akan tetapi penduduk lokal yang sangat menyukai dan menghargai daerah ini serta keragaman pemandangan alam menganggap Lily Arum itu sangat jelek karena sangat invasif dan tumbuh di mana-mana," Hanran-Smith lebih lanjut menjelaskan.

Lebih jauh ke bagian utara Margaret River, bunga-bunga itu telah menguasai sebagian Taman Nasional Hutan Tuart. Akan tetapi program penyemprotan dapat mengendalikan gulma tersebut.

Tanaman itu sudah berhasil dibasmi dari satu bagian hutan sehingga memungkinkan tanaman asli untuk tumbuh kembali.

Lily Arum itu akan mati ketika musim panas tiba dan hanya mekar kembali di musim dingin.

Para ahli konservasi berharap tanaman gulma itu dapat dibasmi, namun menegaskan perlu penyemprotan selama bertahun-tahun agar vegetasi asli dapat tumbuh kembali. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini