-->
    |

Perusahaan India Nyatakan Miliki Jutaan Dosis Kandidat Vaksin AstraZeneca

Karyawan di fasilitas penyimpanan dengan lemari dingin di pusat distribusi pos dan logistik Jerman, Deutsche Post DHL di Gurugram, India, 26 November 2020. (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Ada optimisme yang meningkat di India mengenai akses untuk vaksin COVID-19 setelah perusahaan farmasi yang berbasis di Inggris, AstraZeneca, pekan lalu mengumumkan bahwa uji klinis terhadap kandidat vaksinnya telah menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah infeksi virus corona.

Perusahaan pembuat vaksin India, "the Serum Institute of India", yang memiliki perjanjian lisensi dengan AstraZeneca untuk membuat vaksin, menyatakan telah memiliki 40 juta dosis yang siap digunakan.

Perusahaan India itu, produsen vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume produksinya, telah menjadi berita selama berbulan-bulan setelah CEO-nya, Adar Poonawalla, mengatakan bahwa perusahaan itu sedang memproduksi vaksin, bahkan sebelum ada persetujuan akhir, karena kemungkinan vaksin itu lulus uji coba.

Menyusul pengumuman AstraZeneca bahwa uji klinisnya menunjukkan kandidat vaksinnya dapat 90 persen efektif, Poonawalla mengatakan perusahaannya pertama-tama akan berfokus pada memasok vaksin potensial itu untuk rakyat India jika vaksin mendapat izin penggunaan.

Bagi negara yang paling parah kedua terimbas pandemi virus corona tersebut, ini memberi harapan untuk akses cepat ke vaksin, kata para pakar kesehatan.

“Mereka akan membuat sekitar 850 juta dosis vaksin ini per tahun. Sekitar 50 persen dari itu akan tersedia untuk India,” kata pakar virus Shahid Jameel.

Belum ada vaksin COVID-19 yang mendapat izin, tetapi tiga perusahaan, Pfizer, Moderna dan AstraZeneca, baru-baru ini telah melaporkan keberhasilan mencegah infeksi dengan vaksin yang mereka ujicobakan.

Poonawalla mengatakan kepada wartawan bahwa vaksin di India akan berharga 13,5 dolar per dosis. Tetapi karena pemerintah telah menandatangani kesepakatan memasok dalam jumlah besar, kemungkinan besar pemerintah akan dapat membeli dengan harga lebih murah. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini