|



CDC: Prioritaskan Vaksin Bagi Petugas Layanan Kesehatan dan Penghuni Panti Jompo

Jarum suntik dan botol bertuliskan "Vaksin Covid-19", 17 November 2020. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Anggota-anggota Komite Penasehat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) pada hari Selasa (1/12) memutuskan agar para petugas layanan kesehatan dan penghuni panti jompo harus menjadi kelompok pertama di Amerika yang menerima vaksin Covid-19.

Dengan suara 13 banding 1, panel itu memutuskan bahwa vaksin -- setelah disetujui --segera diberikan kepada sekitar 24 juta warga AS yang merupakan petugas layanan kesehatan atau penghuni panti jompo.

Keputusan Komite Penasehat CDC untuk Praktik Imunisasi itu dikeluarkan ketika Amerika mencatat kasus virus corona yang sangat banyak di seluruh negara ini. Amerika mencatat 4,36 juta kasus Covid-19 pada bulan November saja, atau dua kali lipat dibanding satu bulan sebelumnya.

Negara bagian Florida melampaui satu juta kasus pada hari Selasa ini (1/12).

Pemerintah Trump mengatakan bahwa 20 juta orang mungkin akan divaksin pada akhir tahun ini.

Badan Urusan Pangan dan Obat-Obatan Amerika FDA sedang mempertimbangkan permohonan darurat Pfizer untuk mengotorisasi penggunaan vaksinnya. Moderna hari Senin (30/11) mengatakan pihaknya juga akan mengajukan permohonan otorisasi untuk penggunaan darurat vaksin buatannya.

Beberapa jam setelah pengumuman Moderna, Menteri Urusan Layanan Kesehatan dan Manusia HHS Alex Azar mengatakan pihaknya akan mengumumkan keputusan tentang permohonan Pfizer itu dalam waktu satu minggu ke depan.

Dr. Larry Corey di Universitas Washington, yang memimpin uji klinis vaksin di Amerika, mengatakan begitu vaksin Pfizer dan Moderna disetujui maka mereka akan memproduksi 50 juta dosis vaksin pada Januari nanti.

Komite Penasehat CDC melangsungkan rapat setelah Amerika mencatat 139.00 kasus baru dan 826 kasus kematian dalam satu hari.

John Hopkins University pada hari Selasa (1/12) mencatat lebih dari 13,7 juta orang terjangkit dan 270.450 orang meninggal akibat virus mematikan ini; jauh melebihi negara mana pun di dunia. Di seluruh dunia virus ini telah menelan korban lebih dari 1,4 juta jiwa.  (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini