Sekadau,Kapuasrayatoday.com -
Setelah melalui persiapan yang panjang, akhirnya pada Rabu 31 Juli 2024 Rumah Adat Melayu kabupaten Sekadau diresmikan oleh bupati Sekadau Aron SH.
Ketua Panitia peresmian yang juga Sekretaris daerah kabupaten Sekadau Muhammad Isa dalam sambutannya mengucapkam terimakasih kepada semua pihak yang telah memenuhi undangan pada acara peresmian ini kata Muhammad Isa.
Dia menambahkan, Rumah melayu ini di bangun dibawah kepmimpinan bupati dan wakil bupati Sekadau Aron - Subandrio.
Rumah Melayu kabupaten Sekadau dibangun melalui APBD kabupaten Sekadau tahun 2023 dengan luas bangunan 420 m2 terdiri dari Bestmen lantai I dan ruang utama pada lantai II.
Pada bagian bestmen lantai maupun lantai.II.juga dilengkapi dengan kamar ganti dan kamar mandi.
Rumah melayu lanjut Muhammad Isa merupakan simbol kebudayaan yang patut di lestarikan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan budaya lokal dan.pusat kebudayaan Melayu kabupaten Sekadau dan destinasi budaya.
Pembanguan ini merupakan bukti komitmen pemkab untuk melestarikan adat dan budaya Melayu.
Sebelum meresmikan Rumah Adat Melayu Aron terlebih dahulu menyampaikan benerapa hal terkait pembangunan Rumah Melalyu. Aron mengatakan ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Sekadau dan Ini merupaka inisiasi para tokoh masyarakat. Sehingga pemkab mengangarkan pada APBD tahun 2023
Aron berharap rumah ini menjadi tempat musyawarah, tempat mupakat, dan tempat latihan kebudayaan.
Selain itu, Rumah Melayu ini diharapkan bisa di fungsikan dengan baik. Tempat ini juga bisa digunakan untuk pertemuan. Mari kita kompak.dan bersatu untuk.mendukung kinerja MABM kedepan pesan Aron.
Untuk.penataan halaman rumah Melayu sudah kita sampaikan proposalnya kepada Pemprov Kalbar. Mudah-mudahan tahun depan bisa di realisasikan. Selain itu kedepa Kita juga akan membagun rumah kecil untuk tujuh kecamatan agar jika ada kegiatan semua bisa dilaksanakan disini pungkas Aron.
Setelah memberikan sambutannya, Aron didampingi sejumlah tamu undangan membuka plang nama, sebagi tanda diresmikannya Rumah Adat Melayu, dan kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan pita untuk sebagaintanda di bukanya ruangan lantai II.(dar)