Bupati Landak Karolin Margret Natasa. (foto: Suarakalbar.co.id) |
Keluhan itu disampaikan langsung Karolin kepada Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji saat mengikuti rapat secara virtual bersama seluruh Bupati dan Wali Kota se-Kalimantan Barat, Selasa (2/6/2020).
"Mereka yang rapid test reaktif menunggu terlalu lama untuk konfirmasi apakah mereka positif atau negatif karena menunggu hasil dari Jakarta," kata Karolin.
Karolin menyampaikan karena terlalu lamanya hasil swab test mengakibatkan waktu isolasi dan waktu perawatan pasien menjadi panjang. Menurutnya hal ini juga yang menjadi kendala untuk melakukan rapid test massal.
"Waktu isolasi dan waktu perawatan pasien COVID-19 atau terduga COVID-19 terlalu panjang sehingga biaya terlalu mahal dan beban bagi pasien dan keluarga juga berat. Hal ini juga yang menyebabkan ketika kita berupaya melakukan test massal agak sulit," papar Karolin.
Ia juga mengungkapkan hingga saat ini setidaknya ada sebanyak tujuh dokter dan puluhan perawat dan bidan di Kabupaten Landak yang hasil rapid testnya reaktif dan masih menunggu hasil konfirmasi swab.
Untuk itu, Karolin meminta dukungan dari pemerintah provinsi agar segera berkoordinasi dengan pihak terkait sehingga memprioritaskan hasil swab semua tenaga medis tersebut.
"Hal ini juga dialami oleh tenaga medis kami.Kami mohon dukungan hasil swab tenaga kesehatan kami bisa dipriorotaskan," pinta Karolin.
Menurutnya sebaiknya pemerintah kabupaten/kota juga diberikan fasilitas kesehatan untuk mengdiagnosa secara pasti terhadap Corona Virus Disease (COVID-19) agar tidak terlalu lama menunggu hasil konfirmasi pasien yang positif atau tidak.
"Dalam hal ini saya kira sudah waktunya kita menambah fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan diagnosa pasti. Oleh karena itu kami mohon dukungan, sehingga kalau semakin banyak tempat untuk melakukan diagnosa pasti, kami yakin masyarakat justru antusias untuk bisa dites secara massal. Kita sekarang memang terkendala tenaga dan alat," urainya.
Menanggapi berbagai keluhan ini, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan bahwa pihaknya akan segera memprioritaskan hasil swab tes tenaga medis. Hal ini dilakukan agar dapat segera diberikan tindakan cepat terhadap para pasien.
"Saya mengupayakan memberikan pelayanan hasil rapid test yang reaktif akan kita prioritaskan PCRnya," ujar Midji.
Terkait usul penyediaan alat diagnosa COVID-19, Sutarmidji juga menyampaikan akan berusaha segera menyediakannya untuk Kabupaten/Kota secara bertahap, menurutnya pembiayaan hingga kesiapan sumber daya manusia perlu dikoordinasikan terlebih dahulu.
"Nanti kita bicarakan bagaimana pembiayaannya, bagaimana model yang cocok, kemudian SDMnya. Tahap awal mungkin kita tempatkan beberapa kabupaten yang berdekatan, kemudian kedepannya sudah harus setiap Kabupaten punya, tidak bisa tidak. Agar kita mudah dalam penanganan," tegas Sutarmidji.
Sebagaimana diketahui di Kalimantan Barat saat ini untuk mengetahui hasil swab sendiri hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Untan dan pengiriman di Jakarta.
"Kita sudah mengirim sampel itu sebanyak 2.763. Yang sudah ada hasilnya 1987 yang belum 776. Sekarang ini sudah mulai lebih cepat karena setiap hari biasanya sampai 200, sebelumnya hanya dibawah 50 itupun sampai dua minggu baru bisa ada, kalau sekarang hampir tiap hari," pungkas Midji.
Sumber: Suarakalbar.co.id