-->
    |

AS Dukung Pembebasan Tahanan ISIS 'Tingkat Rendah' di Suriah

Para warga asing yang diduga anggota kelompok militan ISIS ditahan di sel penjara di Hasaka, Suriah, 7 Januari 2020. (Foto: VOA)


Kapuasrayatoday.com
- Washington menanggapi upaya untuk mengurangi beban di penjara yang penuh sesak di Suriah dengan optimistis dan kewaspadaan, meskipun upaya tersebut mencakup pembebasan ratusan pengikut kelompok teror itu. Penjara itu menahan ribuan militan ISIS yang ditangkap.

Rencana tersebut minggu lalu diberlakukan oleh Dewan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Council/SDC) yang dipimpin Kurdi, sayap politik Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) yang didukung AS. Mereka menyerukan pembebasan anggota ISIS "tingkat rendah" berdasarkan pengampunan umum.

Sebanyak 631 warga Suriah dalam kategori itu sudah dibebaskan dan diizinkan kembali ke rumah mereka. Sementara 253 lainnya hukumannya dikurangi separuhnya dan pejabat Kurdi mengatakan pembebasan lebih banyak diharapkan dalam beberapa bulan mendatang.

Sejauh ini, Amerika menyetujuinya.

"Kita melihat prakarsa pemulangan dan reintegrasi ini sebagai hal yang positif," kata juru bicara Departemen Luar Negeri kepada VOA. Dia mengatakan pembebasan itu "berfokus pada pelaku non-kekerasan yang tidak dinilai menimbulkan risiko radikalisasi bagi komunitas mereka."

Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat tidak menyebut namanya mengingat kesensitifan masalah tersebut, juga menyarankan tersedianya bantuan untuk kelancaran proses.

“Kita, bersama mitra koalisi siap untuk mendukung komunitas penerima sebagai bagian dari inisiatif stabilisasi yang sedang berlangsung,” kata juru bicara itu.

Kekhawatiran mengenai apa yang harus dilakukan terhadap pejuang ISIS yang ditangkap dan pendukung ISIS meningkat sejak runtuhnya kekhalifahan kelompok teror itu pada Maret 2019.

Dalam beberapa bulan, pejabat penting Pentagon memperingatkan bahwa puluhan penjara darurat yang didirikan SDF untuk menahan mereka, yang ketika itu menangkap lebih dari 10 ribu militan ISIS yang termasuk 2.000 pejuang asing, tidak bisa dipertahankan.  (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini