|



Disperindagkop Dan UM Sanggau Terus Mempromosikan Produk Lokal UKM

 

    Foto: Bupati dan Wakil Bupati Sanggau Mempromosikan Produk Lokal untuk mengajak masyarakat Mencintai produk buatan sendiri

Sanggau.Kapuasrayatoday.com- Disperindagkop dan UM Sanggau terus mempromosikan produk lokal dan mengajak masyarakat untuk membelinya, Cinta dengan bangsa Indonesia sangat mudah Alangkah banyak alasan untuk mencintai produksi dalam negeri dan sudah merupakan keharusan bagi warga negara untuk mencintai produk-produk dalam negeri sehingga produk dalam negeri bisa bersaing di kancah internasional. 


Kepala Disperindagkop dan UM Syarif Ibnu Marwan Alkadrie melalui Kabid Perindustrian Sylvester Roy mengatakan Sebagian besar masyarakat Indonesia merasa lebih berkelas saat memakai produk berlabel luar negeri. 


"Pemerintah Pusat dan Daerah juga sudah menyerukan untuk selalu mencintai produk dalam negeri namun masih saja kesadaran masyarakat rendah" Ucap Roy Sapaan akrabnya


Tantangan yang harus digunakan saat ini yaitu ancaman. Begitu banyak aset negara berupa budaya dan produk lokal yang siap bersaing dalam sektor industri. Lantas masihkah tagline "Cinta Produksi Dalam Negeri" ada disanubari terkini ?.


Kualitas produsen yang rendah akan berakibat pada kualitas rendah atau kualitas produk (barang maupun jasa) yang dihasilkan. 


Hal ini terjadi karena belum maksimal penerapan teknologi dalam proses produksi. Kebanyakan masyarakat hanya mengandalkan pengalaman saja tanpa diiringi penguasaan konsep dan teknologi yang membuat tidak maksimal proses produksinya.


Permasalahan selanjutnya dalam menjalankan proses produksi, pelaku usaha di tanah air selalu dibayangi masalah finansial atau proses produksi. Padahal, untuk menyelesaikan masalah ini, 


Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberi bantuan dengan mengucurkan dana usaha bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Namun, apakah bantuan-bantuan yang ditujukan kepada kalangan pengusaha kecil dan menengah itu sudah termanfaatkan dengan maksimal ?. Jika tidak, tidak langsung keadaan mengganggu produksi yang membuat produsen lebih memilih untuk melakukan biaya produksi hingga seminimal mungkin. katanya


Dua permasalahan klasik diatas merupakan sebagian kecil dari hambatan-hambatan yang membuat produk-produk lokal menjadi lebih rendah mutunya jika dibandingkan dengan produk-produk yang diproduksi negara-negara maju saat ini.


Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi pelaku usaha lokal karena kita telah memasuki era ekonomi kreatfi di tahun 2018. Lalu, pada tahun 2020 diharapkan diharapkan barang-barang produksi anak bangsa yang mampu menyaingi produk nasional dan luar yang masuk ke Indonesia sehingga produk dalam negeri tetap menjadi tuan rumah di daerah sendiri.(Cep)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini