|



Warga Keluhkan Zaman Melenial Cara Bertani Masih Kolonial

 Pinus: Kami Butuh Perubahan Warga Selalong Siap Dukung PAS



Sekadau
, Kapuasrayatoday.com.

Meski termasuk wilayah perkotaan warga dusun Kemantan desa Selalong kecamatan Sekadau hilir kabupaten Sekadau cara bertaninya masih seperti zaman kolonial alias primitif, bagaimana tidak untuk mengolah sawah, rata-rata masyarakat Selalong masih jauh dari kata maju.

Bukan di bajak mengunakan mesin, tapi cara pengolahan sawah masih mengunakan cara lama, yakni di semprot mengunakan herbisida, setelah rumputnya mati, agar bisa tanam rumput sisa bekas semprotan tidak berdiri, caranya dilindas mengunakan drum, kondisi ini sudah sangat menprihatinkan.Karna jauh dari kata hebat

"Selama ini perhatian pemerintah kabupaten Sekadau terhadap sektor pertanian di desa Selalong, sama sekali tidak ada, bukan hanya sektor pertanian saja, tapi sektor lainpun sepertinya luput dari perhatian, sehinga kami butuh perubahan untuk mencari seorang pemimpin baru," kata Libertus Pinus salah satu warga saat sosialisasi pasangan nomor urut 1 (satu) Senin, (23/11/2020) di Balai adat.

Sesuai visi misi dan program kerja, kata dia lagi, pilihan kami jatuh pada nomor urut 1 (satu) yakni Pasangan Aron-Subandrio (PAS), karna dalam visi dan misi dan program kerja sudah mengakomodir kebutuhan kami, yakni dengan Infrastruktur, Perkebunan, Pertanian , Perikanan untuk kesejateraan masyarakat (IP3K).

Didalam program di IP3K kata dia lagi, sudah mengakomodir keinginan petani, jadi pilihan kami untuk perubahan sudah sangat tepat yakni nomor urut 1 (satu) PAS.

"Di Sekadau zaman melenial cara bertani sawah masih mengunakan cara kolonial, di lindas pakai drum baru di tanam," katanya.

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Wartono, ia mengaku prihatin dengan kondisi para petani sawah di desa Selalong, karna lima tahun terakhir tidak pernah mendapat perhatian pemerintah.

Misalnya misalnya, di dusun Tapang Muntik sudah ada area cetak sawah, namun sejak dicetak sampai Sekarang tidak pernah di garap oleh petani, sebab, tidak ada pihak yang mengarah pada petani.

"Artinya, habis cetak dibiarkan terlantar begitu saja, tanpa ada tindak lanjut dari Pemkab Sekadau," katannya.

Sementara itu, Aron calon bupati nomor urut 1 (satu), dalam orasinya mengatakan, bahwa dirinya bersama Subandrio akan melaksanakan program terbaik yang pernah dijalankan oleh Pak Simon Petrus selama belanja, di antaranya di bidang pendidikan, ia akan program satu dusun satu sarjana. 

Di bidang kesehatan kata dia lagi, jika terpilih nanti ia akan menyiapkan dana dari APBD untuk pengobatan gratis, oprasi katarak dan bibir sumbing yang dulu pernah dilaksanakan oleh pak Simon.

“Kita juga sudah siap program ungulan pro rakyat.Yakni program Infrastruktur, Pertanian, Perkebunan, Perikanan untuk kesejahteraan masyarakat (IP3K), dalam program sudah tercatum hal-hal yang dibutuhkan masyarakat,” kata Aron.

Kita tambah dia, akan melaksanakan program tersebut dalam 100 hari kerja  ketika habis dilantik menjadi bupati, dalam 100 hari pertama dirinya akan melaksanakan rapat kerja dengan pihak terkait guna menyiapkan regulasi untuk melaksanakan program IP3K. 

"Dalam implementasinya, program IP3K kedepan pemerintah melalui dana APBD akan membagikan bibit gratis kepada masyarakat, yakni bibit Sawit, Karet, Cocoa, dan kepada  petani lainya dibantu sesuai dengan potensi daerahnya.

Kita akan bina petani melalui tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan cara satu desa satu PPL," ungkapnya.

Penulis.    Tim liputan

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini