-->
    |

CDC Prioritaskan Vaksin Bagi Pekerja Kesehatan, Penghuni Panti Wreda

Komite Penasihat CDC untuk Praktik Imunisasi di AS memutuskan untuk memberi prioritas kepada sekitar 24 juta orang Amerika petugas kesehatan atau penghuni panti wreda, untuk mendapatkan vaksin, segera setelah disetujui, saat persediaan masih terbatas. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Para petugas kesehatan dan penghuni panti wreda harus menjadi warga Amerika pertama yang menerima vaksin COVID-19, kata para anggota komite penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) hari Selasa (1/12).

Panel itu memutuskan dengan suara 13 setuju dan 1 menolak untuk memberikan vaksin, segera setelah disetujui, kepada sekitar 24 juta orang Amerika yang merupakan petugas kesehatan atau penghuni panti wreda, ketika persediaan masih terbatas sementara produksi ditingkatkan.

Keputusan dari Komite Penasihat CDC untuk Praktik Imunisasi itu dibuat ketika Amerika Serikat mencatat rekor jumlah kasus virus corona di seluruh negeri. Amerika mencatat 4,36 juta kasus COVID-19 pada November, kira-kira dua kali lipat dari bulan sebelumnya.

Satu-satunya suara yang tidak setuju diberikan oleh Dr. Helen Talbot, ahli penyakit menular di Universitas Vanderbilt. Dr Talbot mengatakan dia keberatan memasukkan penghuni panti wreda dalam kelompok pertama karena keamanan dan kemanjuran vaksin belum diuji pada kelompok tersebut.

CDC juga akan merevisi periode karantina 14 hari yang direkomendasikan saat ini untuk seseorang yang telah terpapar atau pernah berkontak dekat dengan orang yang didiagnosis terjangkit COVID-19. Menurut pedoman baru yang diusulkan, periode isolasi mandiri akan dipersingkat menjadi 10 hari, atau tujuh hari jika hasil tes terbukti negatif.

Pemerintahan Trump mengatakan bahwa 20 juta orang dapat divaksin pada akhir tahun ini.

Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan (FDA) kini sedang mempertimbangkan permintaan darurat dari Pfizer untuk mengesahkan penggunaan vaksinnya. Moderna hari Senin (30/11) mengatakan juga akan mengajukan izin penggunaan darurat vaksinnya. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini