Warga China melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa foto ayahnya yang menjadi korban Jepang pada Perang Dunia II (foto: VOA)
Kapuasrayatoday.com - Sejumlah kegiatan untuk menghormati korban Pembantaian Nanjing berlangsung di seluruh China hari Minggu (13/12).
Peringatan hari Minggu ini menandai hari peringatan nasional ketujuh di China untuk mengenang lebih dari 300.000 korban Pembantaian Nanjing, yang terjadi pada tahun 1937 ketika pasukan Jepang menyerbu kota itu.
Sejumlah siswa dan warga lokal di Shenyang, di timur laut propinsi Liaoning, menyalakan lilin di depan monumen “918 Historican Museum” untuk menunjukkan rasa hormat kepada para korban dan tentara yang gugur.
“Kami berharap publik mengingat sejarah ini dan merayakan perdamaian dengan kegiatan pendidikan yang patriotik seperti ini untuk menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar Fan Lihong, kurator museum itu.
Warga juga tampak menunjukkan belasungkawa pada korban di berbagai museum dan monumen lainnya, antara lain “Museum of the War of the Chinese People's Resistance Against Japanese Aggression” di Beijing, “Memorial Hall of the Anti-Japanese War and the Acceptance of the Japanese Surrender” di Zhijiang di propinsi Hunan, dan di sebuah aula pameran peralatan perang yang digunakan pasukan Jepang ketika menginvasi Kota Quzhou di timur propinsi Zhejiang.
Di distrik Sihong, yang terletak di timur provinsi Jiangsu, 60 siswa sekolah dasar mengunjungi taman makam pahlawan bagi para martir, guna menghormati mereka yang telah memberi pengorbanan penuh demi kehidupan warga China.
Di Kota Xingtai, di propinsi Hebei, dan di Distrik Boxing di propinsi Shandong, warga mengunjungi sebuah pusat pendidikan patriotik dan menyaksikan film-film dokumenter tentang Pembantaian Nanjing.
Di Hong Kong dan Makau – yang merupakan kawasan administratif khusus China – pemerintah lokal dan warga dari beragam latar belakang juga menyelenggarakan upacara peringatan untuk mengenang para korban. (VOA)