-->
    |

Persetujuan Vaksin Dorong Kenaikan di Wall Street

Papan penunjuk jalan Wall Street di depan gedung New York Stock Exchange (NYSE), New York, 9 Desember 2020. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Indeks saham Wall Street naik pada pembukaan perdagangan, Senin (14/12), sementara dosis pertama vaksin virus corona diberikan di Amerika. Para pialang berharap kenaikan itu akan menutup kerugian baru-baru ini.

Setelah minggu yang tidak stabil di mana tidak satupun indeks saham utama mencapai yang tertinggi, saham rata-rata industri Dow Jones melonjak 0,8 persen menjadi 30.280, sekitar 30 menit perdagangan.

Saham S&P 500 naik 0,9 persen menjadi 3.695. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq, yang sarat saham-saham teknologi, naik 1,1 persen menjadi 12.516.

Meskipun kasus Covid-19 di Amerika melonjak, saham-saham terdorong ke arah rekor baru, dipicu harapan akan vaksin yang bisa membuka kembali perekonomian sepenuhnya.

Amerika, Jumat (11/12), menjadi negara keenam yang menyetujui vaksin dari Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech. Persetujuan vaksin itu menutup minggu dengan jumlah kematian mencapai 3.000 dalam satu hari.

Saham Pfizer nyaris tidak berubah, sementara saham AstraZeneca turun 6,8 persen setelah mengumumkan kesepakatan $38 miliar untuk membeli Alexion. Saham Alexion melonjak 31 persen.

Sementara itu, sekelompok anggota parlemen bipartisan di Washington secara resmi akan merilis paket bantuan hasil kompromi bernilai $908 miliar. Paket itu mencakup bantuan baru bagi pengangguran, bantuan untuk pemerintah negara bagian dan lokal, dan perlindungan terbatas terhadap kewajiban bisnis.

Tetapi dalam beberapa hari terakhir tidak banyak tanda yang menunjukkan bahwa usul terbaru itu akan bisa memenangkan dukungan Senat yang dikuasai fraksi Republik atau DPR yang dikendalikan fraksi Demokrat.

"Pasar tampaknya berbesar hati oleh pernyataan kompak anggota kongres bahwa mereka tidak akan pulang ke negara bagian masing-masing untuk libur akhir tahun sampai ada kesepakatan mengenai paket bantuan," kata analis situs Briefing.com, Patrick J. O 'Hare. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini