-->
    |

Israel Percepat Pembangunan Ratusan Rumah di Tepi Barat

Permukiman Israel "Ma'ale Efrayim" di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Sebuah kelompok pemantau anti-permukiman di Israel hari Minggu (17/1) mengatakan pihak berwenang Israel kembali mempercepat pembangunan 780 rumah tambahan di permukiman Tepi Barat. Rencana ini disampaikan pada saat-saat akhir menjelang berakhirnya pemerintahan Presiden Trump pertengahan pekan ini.

Peace Now mengatakan lebih dari 90 persen rumah yang direncanakan akan dibangun itu terletak jauh di bagian dalam Tepi Barat, kawasan yang dipersiapkan Palestina sebagai ibu kota negara mereka kelak. Sementara lebih dari 200 rumah terletak di bagian-bagian terdepan, yang dinilai pemerintah merupakan bagian wilayahnya yang sah.

Israel telah meningkatkan pembangunan permukiman selama masa jabatan Presiden Donald Trump.

Menurut Peace Now, Israel menyetujui atau mempercepat pembangunan lebih dari 12.000 rumah pada tahun 2020, jumlah tertinggi dalam satu tahun sejak organisasi itu memulai mencatat statistik itu pada tahun 2012.

“Dengan mendorong pembangunan unit-unit permukiman itu, Perdana Menteri Netanyahu kembali mengutamakan kepentingan politiknya dibanding kepenting negara,” ujar kelompok itu.

“Kegiatan permukiman ini tidak saja akan mengikis kemungkinan tercapainya resolusi untuk mengakhiri konflik dengan Palestina dalam jangka panjang, tetapi juga dalam jangka pendek memposisikan Israel bersebrangan dengan pemerintahan Biden mendatang. Hal yang tidak perlu dilakukannya.”

Kantor Perdana Menteri Netanyahu tidak menanggapi pernyataan itu. Namun pekan lalu Netanyahu mengatakan akan meminta persetujuan untuk proyek pembangunan rumah itu. Hal ini mencakup 100 rumah di Tal Menashe, sebuah permukiman di mana seorang perempuan Israel dibunuh bulan lalu; insiden yang membuat seorang laki-laki Palestina dituntut di muka hukum.

Palestina mengklaim semua wilayah Tepi Barat, yang direbut oleh Israel dalam Perang Timur Tengah tahun 1967, sebagai bagian dari negara merdeka mereka di masa depan. Palestina mengatakan jumlah pemukim di wilayah itu terus bertambah, mencapai sekitar 500 ribu orang, dan membuat Palestina semakin sulit mencapai impian merdeka.

Beberapa pemerintahan Amerika sebelumnya, bersama masyarakat internasional, menentang pembangunan permukiman itu. Tetapi Trump, yang dikelilingi oleh sejumlah penasehat yang memiliki hubungan sangat dekat dengan gerakan permukiman, mengambil pendekatan berbeda.

Pemerintah Trump tidak pernah mengkritisi pengumuman permukiman Israel, dan bahkan dalam suatu keputusan yang diumumkan tahun 2018, Amerika tidak menganggap permukiman itu sebagai sesuatu yang ilegal berdasarkan hukum internasional.

Menurut Peace Now, hal ini membuat Israel menyetujui rencana pembangunan lebih dari 27 ribu rumah pada masa Trump berkuasa, atau 2,5 kali lebih banyak dibanding yang disetujui pada masa jabatan kedua Presiden Obama.

Presiden Terpilih Joe Biden diharapkan akan memulihkan posisi tradisional Amerika yang menentang pembangunan permukiman itu, yang mungkin akan menimbulkan bentrokan dengan Netanyahu.  (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini