-->
    |



Mandat Vaksin di Tempat Kerja Picu Kontroversi di AS


Warga AS melakukan unjuk rasa menentang "mandat vaksin" dalam aksi di Concord, New Hampshire (foto:VOA)


Kapuasrayatoday.com - Pemerintahan Biden minggu ini diperkirakan akan menanggapi keputusan pengadilan federal baru-baru ini untuk menghentikan sementara mandat vaksin federal untuk pengusahaan-perusahaan besar. Di Amerika Serikat, perbedaan pendapat mengenai aturan di tempat kerja yang mengharuskan vaksinasi COVID-19 itu terus memanas.

Minggu ini, Gedung Putih akan memberikan tanggapannya atas perintah pengadilan federal yang menghentikan sementara mandat vaksin federal untuk perusahaan-perusahaan yang memperjakan lebih dari 100 karyawan. Beberapa negara bagian, bisnis dan kelompok agama menggugat, dengan alasan mandat itu tidak konstitusional.Pemerintahan Biden berpendapat mandat itu perlu, seperti disampaikan oleh Dr. Vivek Murthy, United States Surgeon General (kepala korps layanan kesehatan masyarakat untuk semua angkatan bersenjata Amerika). Dia berbicara dalam acara televisi ABC “This Week.”

“Ada kalanya kita menyadari bahwa keputusan yang kita buat berdampak lebih luas pada orang-orang di sekitar kita. COVID telah mengingatkan kita akan hal itu. Dan, itulah mengapa memberlakukan persyaratan semacam itu di tempat kerja tidak hanya akan membantu, tetapi juga merupakan langkah penting sebagai jalur cepat bagi kita untuk keluar dari pandemi,” kata Murthy.Pemerintahan Biden mengatakan pemerintah federal bertanggung jawab untuk membuat dan menegakkan aturan keselamatan di tempat kerja. Tetapi sebagaian anggota Kongres mengatakan mandat COVID-19 merupakan tindakan yang terlalu jauh.

Gubernur Florida Ron DeSantis dari Partai Republik berbicara menentang aturan federal itu.

Saya kira warga tidak ingin kebebasan (untuk mengambil keputusan sendiri) dirampas dari mereka. Saya pikir mereka tidak menginginkan preseden di mana pemerintah federal dapat masuk dan begitu saja memaksa mereka untuk melakukan apa yang diinginkan pemerintah,” ujarnya.

Dengan semakin banyaknya orang mendaftar untuk mendapatkan suntikan setiap hari, sebagaian orang mempertanyakan apakah mandat federal yang akan mulai berlaku pada bulan Januari itu masih layak diperjuangkan.

Dr. Scott Gottlieb, mantan komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), berbicara dalam acara jaringan televisi CBS “Face the Nation.” “Dari sudut pandang kebijakan publik, kita perlu bertanya pada diri sendiri apa tujuan kita? Kita telah memvaksinasi sekitar 81% orang dewasa di atas usia 18 tahun. Sejauh mana kita ingin mencapainya dan seberapa besar akibat yang siap kita tanggung dalam hal kesenjangan budaya, timbulnya rasa permusuhan, dan berbagai tantangan lain.”

Sementara jumlah kasus COVID-19 terus menurun di Amerika, sekitar 70.000 kasus baru dilaporkan setiap hari.(VOA)








Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini