|



Afghanistan Hadapi Bencana Kelaparan dan Kemiskinan

Para pengungsi internal Afghanistan menerima bantuan makanan di kamp sementara mereka di ibu kota Kabul (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com - Untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk, Program Pangan Dunia (WFP) telah dengan cepat meningkatkan operasi kemanusiaan di Afghanistan. Badan, yang pada tahun 2021 ini telah memberikan bantuan makanan pada 15 juta warga Afghanistan, mengatakan akan meningkatkan jumlah penerima manfaat itu menjadi 23 juta orang pada tahun 2022 nanti.Juru bicara WFP Tomson Phiri mengatakan ekonomi Afghanistan porak poranda dan depresiasi mata uang semakin menyulitkan warga untuk mencari makan sendiri.

“Banyak keluarga mengambil tindakan putus asa ketika musim dingin yang pahit mulai datang. Sembilan dari setiap sepuluh keluarga kini membeli makanan yang lebih murah, yang berarti cenderung kurang gizi. Delapan dari sepuluh keluarga kini makan lebih sedikit. Tujuh dari sepuluh keluarga kini meminjam makanan untuk keluarga mereka,” ujarnya.WFP melaporkan separuh dari semua anak yang berusia di bawah lima tahun atau sekitar 3,2 juta orang diperkirakan akan menderita malnutrisi akut pada musim dingin ini. Sekitar satu juta anak yang mengalami masalah ini telah mendapat perawatan gizi dan pencegahan kekurangan gizi tahun ini, sebagaimana halnya setengah juta perempuan hamil dan menyusui lainnya.

Phiri mengatakan WFP berencana meningkatkan program ini pada tahun 2022. Ditambahkannya, WFP juga berupaya keras menyediakan makanan sekolah, jatah makanan yang dapat dibawa pulang dan transer tunai untuk satu juta anak di seluruh Afghanistan.Kebutuhannya cukup besar. Banyak hal yang harus dilakukan untuk menghentikan krisis ini agar tidak menjadi bencana. Direktur WFP Untuk Afghanistan menggambarkan situasi ini sebagai hal yang cukup mengerikan. Ia mengatakan ini merupakan puncak kelaparan dan kemelaratan,” tambah Phiri.

WFP mengatakan sangat membutuhkan 220 juta dolar per bulan atau sekitar 2,6 miliar dolar untuk bantuan penyelamatan 23 juta warga Afghanistan di tahun mendatang.(VOA)







Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini