-->
    |



Israel Berencana Potong Jam Seminari Pria Ultra-Ortodoks


Seorang siswa seminari Israel saat berdoa di pemukiman Yahudi Tepi Barat Kfar Etzion 15 Juni 2014. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com - Menteri Keuangan Israel Avigdor Lieberman pada Selasa (15/2) menawarkan insentif kepada pria ultra-Ortodoks untuk bergabung dengan angkatan kerja dengan mengurangi separuh jam yang dihabiskan dalam studi agama. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan imbalan tunjangan negara yang sama. Namun rencana itu mendapat kritik tajam dari para pemimpin masyarakat.

Sekitar setengah dari pria ultra-Ortodoks di Israel bekerja, sedangkan sisanya belajar selama 40 jam seminggu di seminari. Seminari adalah praktik keagamaan yang dilakukan sejak pembentukan negara Israel. Saat itu mereka diizinkan untuk tidak bekerja dan melaksanakan dinas militer karena populasi mereka kecil.

Namun Bank Israel dan para pemimpin ekonomi telah memperingatkan adanya masalah jangka panjang pada anggaran jika mereka tidak diintegrasikan ke dalam angkatan kerja. Terutama saat populasi ultra-Ortodoks diperkirakan tumbuh dari 12,6 persen tahun lalu menjadi 32 persen pada 2065.Selama hampir 12 tahun sebelum pembentukan pemerintahan baru pada bulan Juni, dua partai ultra-Ortodoks memberikan dukungan kepada koalisi berkuasa mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang secara efektif mencegah perubahan apa pun.

Namun sekarang, partai-partai ultra-Ortodoks berada di pihak oposisi, memberikan kesempatan pada sosok sekular yang bernama Lieberman untuk bertindak.

Di bawah rencananya, Lieberman - yang telah lama percaya pria ultra-Ortodoks harus mencari nafkah - mengatakan dia akan memotong jam yang dihabiskan pria untuk belajar menjadi 20 dari 40 saat ini, sambil tetap memberi mereka tunjangan negara yang sama.

"Ini akan memungkinkan mereka untuk pergi bekerja," katanya.Lieberman telah mengusulkan agar kedua orang tua dipekerjakan untuk menerima subsidi negara untuk penitipan anak.

Banyak keluarga ultra-Ortodoks berukuran besar, dan seringkali kondisi perekonomian mereka ditopang oleh pihak perempuan, dimana 78 persen di antaranya memiliki pekerjaan.

Lieberman mengadakan rapat kabinet ekonomi untuk pertama kalinya sejak pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Naftali Bennett dibentuk, juga berfokus pada kenaikan biaya hidup.

Lembaga hak-hak masyarakat dan organisasi-organisasi pendukung telah menyarankan upah rendah pada pria ultra-Ortodoks. Pasalnya karena mereka tidak pernah belajar bahasa Inggris, matematika dan sains dan membutuhkan pelatihan dan lebih banyak peluang. (VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini