|



Perang Ukraina Tunda Rencana Pertanian Berkelanjutan Uni Eropa


Foto yang diambil pada 2 November 2020 ini menunjukkan tanaman yang ditanam pada pertanian vertikal 'Nordic Harvest' yang berbasis di Taastrup, di pinggiran barat Kota Copenhagen, Denmark. (Foto: VOA)


Kapuasrayatoday.com - Komisi Eropa akan menunda pemublikasian proposal tentang pertanian berkelanjutan dan alam yang sedianya dilakukan pekan ini setelah dampak perang di Ukraina terhadap pasokan pangan membuat beberapa negara mempertanyakan desakan Uni Eropa pada isu lingkungan.

"Kesepakatan Hijau" Uni Eropa merombak semua sektor, termasuk pertanian, yang menghasilkan sekitar 10 persen emisi gas rumah kaca Uni Eropa. Brussels memiliki target yang mencakup pengurangan separuh penggunaan pestisida kimia pada 2030 dan sedang menyusun undang-undang untuk mewujudkannya.Komisi Eropa, pada Rabu (23/3), dijadwalkan mengumumkan dua proposal baru — di mana dua proposal tersebut berisi target yang mengikat untuk memulihkan alam dan undang-undang pestisida yang lebih berkelanjutan.

Namun, Komisaris Pertanian Uni Eropa Janusz Wojciechowski, pada Senin (21/3), mengatakan bahwa Uni Eropa tidak akan membahas mengenai pestisida pada pertemuan pekan ini. Itu berarti publikasi proposal akan ditunda. Dia tidak mengomentari rencana pemulihan lingkungan.

Sebelumnya, Komisaris Kesehatan dan Keamanan Pangan Uni Eropa Stella Kyriakides mengatakan kepada menteri-menteri pertanian di Brussels bahwa blok itu harus beralih ke penggunaan pestisida yang berkelanjutan tetapi krisis Ukraina sekarang tidak memberi "ruang politik" untuk diskusi yang tepat.Komisi Eropa akan mengajukan langkah-langkah untuk menangani dampak invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menaikkan harga gandum dan jelai (barley), dan menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan pangan.

Lebih dari 30 persen perdagangan gandum global dan lebih dari 50 persen minyak bunga matahari, biji-bijian dan makanan diperoleh dari Rusia dan Ukraina.

Salah satu proposal adalah mengizinkan penanaman di lahan kosong, praktik yang memungkinkan lingkungan pulih di antara siklus penanaman. (VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini