|



Ukraina Tolak Tuntutan Rusia untuk Menyerah di Mariupol

Para tentara pro-Rusia di atas tank saat konflik Ukraina-Rusia di pinggiran kota pelabuhan Mariupol yang sedang dikepung, Ukraina, 20 Maret 2020. (Foto:VOA)

Kapuasrayatoday.com - Para pejabat Ukraina menolak keras tuntutan Rusia agar tentara Ukraina di Mariupol meletakkan senjata dan mengibarkan bendera putih, Senin (20/3). Sebagai gantinya, Rusia akan membuka jalur aman untuk keluar dari kota pelabuhan strategis yang terkepung.

Menurut sejumlah pejabat Ukraina seperti dikutip oleh the Associated Press, Rusia sudah menyerang kota yang terkepung di selatan Laut Azov. Serangan Rusia itu menghantam sebuah sekolah seni yang menjadi tempat berlindung bagi sekitar 400 orang. Serangan tersebut terjadi hanya dua jam sebelum Rusia menawarkan membuka dua koridor untuk keluar dari kota itu dan sebagai balasannya, tentara Ukraina harus menyerah.

Para pejabat Ukraina menolak tawaran jalur aman keluar dari Mariupol yang diajukan Rusia bahkan sebelum tenggat untuk memberi jawaban pada pukul 05.00 pagi waktu setempat yang ditetapkan oleh Moskow.Jenderal Kolonel Rusia Mikhail Mizintsev menawarkan dua koridor. Satu koridor ke arah timur menuju Rusia dan satu lagi ke barat menuju wilayah lain di Ukraina. Dia tidak mengatakan apa rencana Rusia bila tawaran itu ditolak.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, RIA Novosti, bahwa para pihak berwenang di Mariupol bisa dihadapkan ke pengadilan militer jika mereka berpihak kepada apa yang digambarkan sebagai “bandit-bandit.”

Upaya-upaya untuk mengevakuasi warga sipil dari Mariupol dan kota-kota lainnya di Ukraina sejauh ini gagal atau hanya sebagian yang berhasil di tengah pengeboman, sementara warga sipil berusaha menyelamatkan diri.

Pertempuran untuk memperebutkan Mariupol masih berlangsung intens, bahkan ketika serangan Rusia di beberapa wilayah menemui kegagalan. Dari kegagalan serangan Rusia, para pengamat dan pemerintah sejumlah negara Barat melihat konflik yang luas itu akan berubah menjadi perang terbatas.

Kejatuhan Mariupol bisa menyatukan pasukan Rusia yang ditempatkan di selatan dan timur Ukraina. Namun, para pengamat militer Barat mengatakan bahkan jika kota yang terkepung itu direbut, pasukan yang bertempur untuk mengambil alih kekuasaan mungkin sudah terlalu terkuras untuk membantu Rusia membobol medan pertempuran lainnya(VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini