|



Mali Mulai Penyelidikan di Moura, Lokasi Dugaan Pembantaian Warga Sipil

Tentara dari pasukan pemerintah Mali berpatroli di jalanan antara wilayah Mopti dan Djenne, Mali, pada 28 Februari 2020. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com - Pemerintah Mali mengatakan, pada Rabu (6/4), bahwa penyelidik militer telah memulai penyelidikan atas peristiwa yang terjadi di desa Moura, lokasi dugaan pembantaian oleh pasukan lokal dan pejuang asing.

“Menyusul tuduhan dugaan pelanggaran yang dilakukan terhadap warga sipil, penyelidikan telah dibuka oleh polisi nasional atas instruksi ementerian pertahanan dan veteran untuk melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menjelaskan tuduhan ini,” kata jaksa militer dalam sebuah pernyataan.

Tentara Mali mengumumkan pada 1 April bahwa mereka telah membunuh 203 militan di Moura, di pusat negara di kawasan Sahel itu, dalam operasi pada akhir Maret lalu.

Namun, pengumuman itu menyusul adanya laporan media sosial yang dibagikan secara luas tentang pembantaian sipil di daerah tersebut.

Human Rights Watch mengatakan minggu ini bahwa pasukan Mali dan pejuang asing membunuh 300 warga sipil di Moura, dalam apa yang disebutnya sebagai “kekejaman tunggal terburuk yang dilaporkan dalam konflik bersenjata di Mali dalam satu dekade terakhir.Pasukan Mali beroperasi bersama-sama dengan tentara asing kulit putih, menurut HRW, yang diyakini adalah orang Rusia karena laporan para saksi menyebut mereka tidak bisa berbahasa Prancis.

Rusia telah memasok apa yang secara resmi digambarkan sebagai instruktur militer ke Mali.

Namun, Amerika Serikat, Prancis, negara-negara lain mengatakan bahwa para instruktur tersebut adalah agen dari perusahaan keamanan swasta Rusia, Wagner.

Pada Rabu (6/4), pakar hak asasi manusia independen PBB Alioune Tine mendesak penyelidikan independen dan tidak memihak atas peristiwa tersebut. ”(VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini