|



Uni Eropa Siap Larang Impor Batu Bara Rusia



Dua truk tampak di sebuah tambang batu bara di Kemerovo, Rusia (foto: VOA)


Kapuasrayatoday.com - Uni Eropa siap melarang impor batu bara Rusia dalam sanksi pertama pada industri energi vital akibat perang di Ukraina, tetapi menekankan ketidakmampuan ke-27 negara anggotanya untuk menyetujui sebuah embargo minyak dan gas alam yang jauh lebih besar serta akan memukul Rusia lebih keras. Kegagalan persetujuan itu disebabkan oleh risiko resesi di Uni Eropa.

Larangan impor batu bara, yang diperkirakan akan disetujui dalam paket sanksi baru pekan ini, akan merugikan Rusia 4 miliar euro ($ 4,4 miliar) per tahun, kata komisi eksekutif UE. Pengamat energi dan importir batu bara mengatakan, Eropa dapat menggantikan pasokan batu bara dari Rusia dalam beberapa bulan, dari negara lain termasuk AS.

Langkah itu penting karena mematahkan pendapat selama ini bahwa pemutusan pasokan energi dari Rusia akan merugikan Uni Eropa. Tetapi langkah itu pasti akan memicu inflasi yang sudah mencapai rekor tinggi. Tetapi dibandingkan dengan gas alam dan minyak, sejauh ini batu bara yang paling mudah untuk diputus pasokannya dan menyebabkan kerugian yang jauh lebih sedikit pada dana perang Presiden Rusia Vladimir Putin dan ekonomi Eropa.

Uni Eropa membayar Rusia $20 juta per hari untuk batu bara, tetapi $850 juta per hari untuk minyak dan gas.PM: Sistem Keuangan Rusia Bertahan dari Sanksi

Sanksi yang dikenakan terhadap Rusia lebih dari 6.000 jenis dan bertujuan mempengaruhi tiap warga negara dan menciptakan kepanikan, kata Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin kepada Duma (Parlemen) Rusia hari Kamis (7/4).

"Segala hal dilakukan untuk mempercepat inflasi, menciptakan kekurangan barang-barang konsumsi, dan pada akhirnya menimbulkan ketegangan sosial dan ketidakpuasan masyarakat. Semua ini direncanakan dengan hati-hati, dan penulis strategi ini berharap bahwa badai sanksi akan menghancurkan ekonomi kami dalam beberapa hari. Skenario mereka tidak menjadi kenyataan," kata Mishustin. Ia menambahkan, sistem keuangan Rusia tetap bertahan.

"Pembayaran di dalam negeri berjalan lancar, pasar saham dan nilai tukar mata uang rubel stabil. Tidak mungkin negara lain bisa mengatasi ini," kata Mishustin.

Sambutannya disambut dengan tepuk tangan dari para anggota parlemen. Berbicara tentang situasi terkini di bidang teknologi informasi ia mengatakan, perusahaan-perusahaan Rusia sedang membuat aplikasi untuk toko-toko daring, sebagai pengganti dari AppStore dan Google Play, yang akan mulai beroperasi pada musim panas ini.(VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini