|



Sekda Sintang Yosepha Hasnah Resmikan Gereja Di Ambalau

Sintang, Kapuasrayayoday.com - 
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si meresmikan Gedung Gereja Katolik Paroki Santa Maria Tanpa Noda di Nanga Kemangai Kecamatan Ambalau pada, Kamis 27 Agustus 2020.

Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita di pintu masuk gereja oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang dan pembukaan pintu oleh Uskup Sintang.

Usai pengguntingan pita, dilaksanakan acara pemberkatan gedung gereja yang dilaksanakan dalam sebuah misa yang dipimpin oleh Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap yang didampingi oleh Pastor Paroki Santa Maria Tanpa Noda Vincensius Yakobus, Pr beserta 6 orang pastor.

Dengan selesainya pembangunan gereja Santa Maria Tanpa Noda di Nanga Kemangai Kecamatan Ambalau ini, yang saat ini di lakukan acara peresmian, maka atas nama Pemerintah Kabupaten Sintang dan atas nama pribadi serta keluarga saya mengucapkan selamat kepada seluruh umat Katolik Paroki Santa Maria Tanpa Noda Ambalau.

"semoga dengan kehadiran gereja yang megah ini akan semakin meningkatkan semangat umat untuk beribadah di gereja dan melaksanakan aktivitas pelayanan lainnya" kata Yosepha Asnah.

Pemerintah Kabupaten Sintang lanju Sekda, terus membantu pembangunan gereja di Kabupaten Sintang. Ke depan masih ada gereja Katolik yang akan diresmikan seperti di Nobal dan Pandan. Kami juga akan bantu longboat lengkap mesin dan perahunya bagi para pastor untuk berkunjung ke stasi-stasi di Ambalau dan Serawai” ujar Yosepha Hasnah

Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap menyampaikan rumah ibadah merupakan tempat khusus bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara khusus. Berkomunikasi dengan Tuhan memang tidak mengenal waktu dan tempat, tetapi berdoa di rumah ibadah lebih khusus. Mari kita perlakukan dengan hormat rumah ibadah ini. Kita tidak boleh memperlakukan  gereja ini seperti gedung biasa karena gereja tempat berdoa. Gereja melambangkan persekutuan karena orang dari berbagai latarbelakang disatukan di dalam gereja  dan dipersatukan dengan Tuhan kata Uskup Mgr.Samuel Oton Sidin.

Gereja menjadi peneguhan kehidupan pribadi setelah 6 hari beraktivitas dengan dinamika kehidupan yang dialami dengan mendengarkan sabda Tuhan” terang Uskup Sintang.
“saya melihat ada kerjasama banyak pihak sehingga gereja ini bisa selesai" tambah Uskup lagi.

Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. Umat sudah kompak dan bersatu. Donator sudah menyumbangkan dana dan bahan bangunan. Tanpa itu semua, tidak mungkin gereja yang bagus dan megah ini bisa selesai. Manfaatkan rumah ibadah ini untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Jika paroki-paroki bisa bergerak membangun, maka secara keseluruhan Keuskupan Sintang juga bisa berhasil. Terima kasih atas kerja keras semua pihak dalam membangun umat dan gereja. Saya mendukung stasi-stasi yang sedang membangun gereja supaya selesai tepat waktu dan yang belum kita dorong untuk membangun gereja. Saya siap hadir meskipun harus menempuh perjalanan yang sulit” terang Uskup Sintang.

Pastor Paroki Santa Maria Tanpa Noda Ambalau RD. Vincensius Yakobus menyampaikan bahwa pembangunan gereja ini diawali oleh ide dokter Antoni yang saat itu bertugas di Nanga Kemangai. “dokter Antoni yang dulu mendorong saya sebagai Pastor Paroki untuk membangun gereja yang baru dan lebih besar serta megah. Saya memang pastor yang resek kepada umat. Saat pembangunan mungkin, saya banyak omong. Itu semua demi selesainya pembangunan gereja ini. Saya akan segera pindah dari Nanga Kemangai ini ke Paroki Bika Kapuas Hulu. Saya senang bisa menyelesaikan pembangunan gereja ini. Tidak semua umat yang mudah digerakan. Terutama saat gotong royong saat bekerja.

Ada banyak bantuan para donator sehingga gereja ini bisa selesai. Pemkab Sintang, pengusaha dan donatur lainnya, terima kasih atas bantuannya” terang RD. Vincensius Yakobus

Sariyanto Potik Ketua Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Tanpa Noda Ambalau menyampaikan bahwa seluruh bahan bangunan utama bangunan gereja ini dari kayu belian yang saya yakini bisa kita pakai selama 1 abad. “saya bangga karena mungkin ini satu satunya gereja yang dibangun dengan kayu belian yang kokoh, baik tiang dan lantainya. Paroki Ambalau memiliki 33 stasi dengan jumlah umat 11. 872 orang. Ada lima jalur sungai di Paroki Ambalau ini. Tantangan pembinaan umat di Paroki Ambalau adalah jarak yang jauh dan hanya bisa menggunakan jalur sungai saja.

Medannya sulit, sehingga saya berharap Paroki Ambalau paling sedikit di pimpin oleh 2 orang pastor. Dari 33 stasi itu baru ada 17 gereja dan kapel yang sudah ada. Tetapi ada gereja yang sedang dibangun. Mohon bantuan kepada Pemkab Sintang dan para donator untuk bisa membantu membangun gereja di stasi” terang Sariyanto Potik

Matius Junis Ketua Panitia Pembangunan gereja menyampaikan gereja ini sejak 2010 mulai perencanaan pembangunan gereja. “dan pada tahun 2013 mulai pembentukan panitia pembangunan. Dan baru pada 9 Desember 2016 baru dilakukan peletakan batu pertama oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang saat safari natal Pemkab Sintang.

Terima kasih kepada Pemkab Sintang atas bantuan dana untuk pembangunan gereja ini serta donatur lainnya. Gereja ini berukuran 20 x 17 meter dengan kapasitas 600 orang. Kekompakan umat jangan berhenti ketika pembangunan gereja selesai saja. Karena masih ada yang akan kita bangun lagi ke depannya” terang Matius Junis.
Yohanes Rumpak Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan bahwa gedung gereja ini penting tetapi lebih penting lagi aktivitas di dalam gereja bisa hidup dan berkembang demi menumbuhkan serta menguatkan iman umat kita. “selamat kepada umat Paroki Ambalau sudah bisa menyelesaikan pembangunan gedung gereja ini. Terus bangun kekompakan dan kebersamaan umat dalam membangun gereja dan umat” terang Yohanes Rumpak.

Sumber.   Prokopim.  Sintang
Editor.       Sudarno
Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini