|



Menlu AS Pompeo Melawat ke Sudan

Menteri Luar Negeri AS Pompeo bertemu dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu di Yerusalem. (Foto: VOA)
Kapuasrayatoday.com - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa (25/8), mengunjungi Sudan, sementara pemerintahan Presiden Donald Trump mendesak negara-negara Arab agar menormalisasi hubungan dengan Israel.

Jadwal Pompeo mencakup pertemuan dengan PM Sudan Abdalla Hamdok dan Ketua Dewan Berdaulat Jenderal Abdel Fattah el-Burhan.

Selain hubungan Sudan-Israel, Departemen Luar Negeri menyatakan Pompeo juga akan membahas “berlanjutnya dukungan AS bagi pemerintah peralihan yang dipimpin sipil” di Sudan.

Hamdok menjadi perdana menteri pada Agustus lalu setelah militer menyingkirkan presiden Omar al-Bashir menyusul protes berbulan-bulan yang kian memuncak menentang pemerintahan 30 tahun al-Bashir.

Pompeo memulai lawatannya, Senin (24/8) di Israel, di mana ia mengatakan AS akan menjamin keunggulan militer Israel di Timur Tengah di bawah suatu kesepakatan senjata AS yang potensial dengan Uni Emirat Arab.

“AS memiliki ketentuan hukum terkait dengan keunggulan kualitatif militer. Kami akan terus menghormati itu,” kata Pompeo setelah pertemuannya dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem. “Tetapi kami juga memiliki hubungan keamanan 20 tahun lebih dengan Uni Emirat Arab, di mana kami memberi mereka bantuan teknis dan bantuan militer,” lanjutnya.

Lawatan Pompeo ke Timur Tengah itu berlangsung setelah Washington membantu memperantarai kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab awal bulan ini, suatu perjanjian yang menurut Netanyahu menandai era baru bagi kawasan Timur Tengah.

Tetapi Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kesepakatan itu merupakan “pengkhianatan” bagi rakyat Palestina. Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab dianggap mendobrak tradisi di kalangan sebagian besar negara Arab yang tidak berdamai dengan Israel sebelum Israel dan Palestina mencapai perdamaian.

Pompeo juga mengunjungi Bahrain, Uni Emirat Arab dan Sudan dari 23 hingga 28 Agustus, dengan Iran, isu-isu keamanan regional, dan “mendirikan dan memperdalam hubungan Israel di kawasan” sebagai agenda utamanya. (VOA)

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini