|



Australia Terus Dorong Program Pemanfaatan Produk yang Sulit Didaur Ulang

Siswa Mendaur Ulang Limbah Perawatan Kesehatan Mulut. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com -
Lottie Dalziel mengelola semacam toko online ramah lingkungan. Ia memberi para pelanggannya kupon belanja sebagai imbalan atas barang-barang dari mereka, yang tidak bisa dimasukkan ke tempat sampah daur ulang biasa.

Pada pekan pertama Maret lalu ia mengatakan, “Program ini baru beroperasi selama 14 pekan sekarang, jadi ini masih relatif muda. Tetapi kami telah menerima lebih dari 100 orang yang mengirimi kami sampah mereka.”

Kegiatan Dalziel ini merupakan bagian dari operasi yang lebih luas, yang sejauh ini telah memiliki 40 ribu kontributor yang mengirimkan sampah-sampah yang telah dikumpulkan ke perusahaan pendaur ulang, Terracycle.

Manajer umum Terracycle, Jean Balliard menjelaskan, "Anda dapat mendaur ulang produk yang digunakan sehari-hari seperti lensa kontak, kemasan obat, produk perawatan mulut, kapsul kopi, produk kecantikan dan sebagainya. Jadi ini benar-benar gratis bagi konsumen.”

Bisnis Terracycle mengalami pertumbuhan 30 persen tahun lalu. Perusahaan-perusahaan seperti Proctor and Gamble, Colgate-Palmolive dan Gillette membayar jutaan dolar kepada perusahaan pendaur ulang untuk menjalankan program itu.

Limbah ini kemudian diolah menjadi bangku taman, tempat-tempat bercocok tanam di kebun.

Gayle Sloan, CEO Waste Management Australia, mengemukakan, "Fakta bahwa perusahaan-perusahaan besar turun tangan menunjukkan bahwa ini adalah sesuatu yang kita semua harus lakukan dan mereka mempermudah kita untuk melakukannya.”

Tetapi realitasnya, operasi semacam ini baru sebagian kecil saja dari kegiatan daur ulang di Australia. Data tahun lalu dari Laporan Limbah Nasional Australia menunjukkan bahwa 43,5 juta ton sampah dikirim untuk didaur ulang, 5,1 juta ton di antaranya berasal dari tong-tong sampah di tepi jalan. Terracycle sendiri baru dapat mengumpulkan 61 ton sampah.

Riset baru-baru ini menunjukkan masih sedikit warga Australia yang terbiasa atau bahkan mengetahui skema ini.

Jenny Downes dari Monash Sustainable Development Institute mengemukakan, "Dan menurut saya, ini benar-benar menunjukkan fakta bahwa ada peluang bagi program ini untuk berkembang jika semakin banyak orang mengetahuinya.”

Para pakar menyatakan bahwa Australia perlu mengikuti jejak Eropa dalam hal ini. Balliard mengemukakan bahwa di Eropa, ada insentif seperti diskon pajak atau hibah untuk menggerakkan prakarsa tersebut.

Tahun lalu, pemerintah federal Australia melarang hasil daur ulang dikirim ke luar negeri dan mengumumkan suntikan dana 190 juta dolar Australia ke dalam industri daur ulang.

Tantangannya sekarang adalah mencari pasar di Australia yang mendukung program daur ulang itu.  (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini