|



Kelompok Nirlaba Kenya Membantu Perempuan Selama Pandemi

Para wanita mengantre untuk rencana distribusi makanan bagi mereka yang menderita dampak pandemi virus corona, di sebuah lokasi di kawasan kumuh Kibera, Nairobi, Kenya, 10 April 2020. (Foto:VOA)

Kapuasrayatoday.com - Ahli kecantikan Kenya Cynthia Okewe menaruh harapan ketika bisnis yang dirintisnya empat tahun lalu mulai menghasilkan keuntungan.

Akan tetapi pandemi virus corona memangkas lebih dari 80% pendapatan yang ia peroleh. Keadaan demikian mengakibatkan kehidupan sehari-hari yang sulit dan membuatnya terperosok ke dalam kemerosotan keuangan yang mendalam.

“Begitu banyak orang meninggal atau melakukan banyak hal lain karena COVID-19. Sekarang saya sendiri bahkan mendapat konseling untuk perlu memahami dan mengetahui tentang diri sendiri serta mengatasi COVID-19 sekaligus mengetahui apa yang terjadi di sekitar saya. Dengan demikian saya dapat menjalaninya dengan baik tanpa menyakiti diri sendiri. Saya mengalami depresi karena COVID-19," kata Cynthia Okewe.

Okewe mendapat bantuan tele-konseling dari Pusat Kesadaran dan Hak atas Pendidikan di Kibera Nairobi, daerah kumuh perkotaan terbesar di Afrika.

Beberapa konselor menarget kaum perempuan dan anak perempuan, yang mereka nilai lebih rentan dengan guncangan selama pandemi dibandingkan laki-laki. Itu dikarenakan kaum lelaki lebih sedikit kehilangan pekerjaan dan pekerjaan mereka mendapat bayaran yang lebih tinggi.

“Selama COVID banyak hal telah terjadi. Kami mengamati perekonomian yang menurun dan pekerjaan berkurang. Bahkan pekerjaan kecil yang tersedia bagi perempuan sudah tidak ada lagi. Jadi, sejumlah perempuan sebenarnya sangat khawatir dan mendapati diri mereka dalam situasi yang sulit, namun tidak ada kesempatan kerja," papar Nerea Akoth, konselor utama dari Center for Rights Education and Awareness di Kenya.Layanan konseling tersebut didukung oleh kelompok bantuan Care International di Kenya. Mereka melakukan advokasi hak-hak perempuan selama lebih dari dua dekade.

Sementara pandemi virus corona menjadi tantangan baru, kepada VOA organisasi nirlaba itu menyampaikan sejauh ini telah berhasil membantu sekitar 9.000 perempuan.

“Aspek psiko-sosial menjadi sangat kuat karena kebutuhan terhadap dampak yang berbeda terkait COVID-19 atau masalah lain yang dihadapi perempuan dan anak perempuan di Kenya. Ini sebenarnya berarti kita perlu mendukung mereka untuk menerima dukungan psiko-sosial karena masalah kesehatan mental dan juga efek lain dari COVID-19 pada kesehatan mereka," kata Dorothy Aseyo, Care International in KenyaLaporan penilaian PBB terhadap perempuan dan gender bulan Desember lalu menemukan hampir setengah dari rumah tangga yang dipimpin kaum perempuan yang terkena dampak COVID-19 membutuhkan dukungan ekonomi dan sosial.

Bagi ribuan perempuan seperti Okewe, konseling telah memberikan dukungan jalan kehidupan yang sangat dibutuhkan.(VOA)


.



Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini