Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kanan) bertemu dengan pemimpin politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar dalam sebuah pertemuan di Tianjin, China, pada 28 Juli 2021. (Foto: VOA) |
Kapuasrayatoday.com - Taliban dan China, pada Rabu (29/9) menyerukan agar Amerika Serikat (AS) menghentikan penerbangan pesawat tak berawak di wilayah udara Afghanistan, dan mengatakan bahwa tindakan seperti itu melanggar kedaulatan Afghanistan dan kesepakatan bersama yang telah dicapai sebelumnya.
“Kami baru-baru ini menyaksikan AS melanggar semua hak dan hukum internasional serta komitmennya yang dibuat kepada Taliban di Doha, Qatar, ketika wilayah udara Afghanistan dimasuki oleh pesawat tak berawak AS,” demikian kata Taliban dalam pernyataannya.
Kelompok Islamis itu mengacu kepada persetujuan dengan Washington yan terlaksana pada Februari tahun lalu di mana persetujuan tersebut melapangkan jalan bagi pasukan AS dan NATO untuk meninggalkan negara itu.
Proses penarikan pasukan itu telah berakhir pada bulan Agustus lalu, menandai akhir dari keterlibatan hampir 20 tahun pasukan internasional dalam perang Afghanistan.
“Kami menyerukan kepada semua negara, khususnya AS, untuk memperlakukan Afghanistan sesuai dengan hak, hukum internasional, dan komitmennya… dalam rangka mencegah konsekuensi yang negatif,” kata Taliban tanpa memperinci lebih lanjut.
Belum ada komentar dari pejabat AS mengenai hal ini. Peringatan itu tampaknya diterbitkan sebagai tanggapan atas beberapa komentar Pentagon, departemen pertahanan AS, yang mengatakan bahwa Washington memiliki “semua wewenang yang perlu untuk melakukan operasi kontra-terorisme melalui udara” di wilayah Afghanistan.
“Kami tetap yakin dalam kapabilitas (yang kami miliki) ketika melangkah maju,” demikian kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada reporter pada Jumat lalu.
China, pada Rabu (29/9), juga menyuarakan penentangannya atas operasi pesawat tak berawak AS di wilayah udara Afghanistan.
“AS harus secara tulus menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Afghanistan,” demikian kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chun-ying dalam sebuah konferensi pers di Beijing.
“Lebih penting lagi, AS harus menghentikan kebiasaan memaksakan intervensi militer seenaknya dan memaksakan kehendaknya pada pihak lain, serta menghindari pengulangan tragedi yang menjerumuskan orang ke dalam kesengsaraan dan penderitaan,” tambahnya.(VOA)