|



Isu Rantai Pasokan dan Inflasi akan Berdampak pada Belanja Liburan AS

Pembeli membawa barang belanjaan mereka selama "Black Friday" di Tysons Corner, Virginia (foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com - Para pakar mengatakan, sebagian besar aktivitas belanja pada musim liburan tahun ini akan berlangsung secara daring, seperti pada 2020.

Kemudahan belanja daring menjadi salah satu pelajaran dari pandemi. Menurut riset Adobe Digital Insights, penjualan selama musim liburan 2021 di AS bisa mencapai $207 miliar.

Meski demikian, bukan berarti segala sesuatu sudah kembali normal, kata Vivek Pandya, pengamat dari Adobe Digital Insight. “Akibat pandemi dan masalah rantai pasokan, kita melihat harga-harga 3% lebih tinggi dari sebelumnya menjelang musim liburan ini. Lantas, diskon-diskon yang ditawarkan menjadi kurang berarti. Akibat naiknya permintaan dan ketersediaan yang semakin terbatas, harga-harga berbagai barang di platform online naik,” ulasnya.

Masalah rantai pasokan mendorong berbagai bisnis untuk memberi diskon lebih awal, tanpa menunggu Black Friday - hari setelah perayaan Hari Bersyukur (Thanksgiving), ketika masyarakat berbondong-bondong berbelanja Natal dengan potongan harga khusus.Dosen Pemasaran dari Seattle University Matthew Isaac mengatakan, “Para peritel tidak ingin menghadapi pesanan yang membludak tepat sebelum liburan Natal karena mereka mungkin tidak mampu memenuhi pesanan tersebut. Jadi, menggeser permintaan lebih awal dapat membantu mereka."

Menurut Isaac, masalah rantai pasokan menyebabkan toko-toko lebih fokus memasok produk-produk terlaris daripada mengutamakan keragaman produk bagi pelanggan.Ahli psikologi konsumen Donna Hoffmann menilai hal itu dapat berujung pada kekecewaan konsumen. "Banyak orang di AS merasa kita sudah kembali ke kondisi normal... dan mereka akan mengharapkan normalitas saat berbelanja daring. Saya rasa para peritel perlu bersiap menghadapi gelombang kembalinya konsumen, lebih dari kapan pun. Ada kekhawatiran hal itu akan berujung pada kekecewaan besar," ujarnya.Belanja daring juga mengubah konsep berbelanja saat Black Friday, kata Sheri Lambert, dosen pemasaran dari Temple University. "Dulu, orang berbelanja pada Cyber Monday dan Black Friday. Kini, musim belanja liburan itu pada Cyber November, pada Black November! Terjadi kekurangan pengemudi kendaraan komersial, yang jelas ada kekurangan tenaga kerja pada sektor itu, ada kekurangan tenaga kerja besar-besaran di pihak pengecer.”

Para pengamat menyarankan agar konsumen tidak terlalu pilih-pilih dalam membeli hadiah Natal tahun ini – dan selalu mempersiapkan rencana cadangan jika kenyataan tidak sesuai dengan rencana.(VOA)







Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini