|



Ekonomi Singapura Pulih dari Resesi

Para pelari berolahraga di dekat Merlion Park di Singapura saat negara kota membuka kembali perekonomian di tengah wabah COVID-19, 19 Juni 2020. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com - Data pemerintah Singapura, Senin (3/1), menunjukkan ekonomi negara tersebut tumbuh 7,2 persen pada tahun lalu, pulih dari resesi terburuk sejak kemerdekaan yang dipicu oleh pandemi virus corona.

Negara-kota itu jatuh ke dalam kinerja ekonomi terburuknya pada 2020 ketika bisnis dan perbatasan internasional ditutup sehingga mencekik jalur kehidupan ekonomi perdagangan dan pariwisata.

Pihak berwenang awalnya memberlakukan kebijakan keras dalam membatasi pergerakan dan pertemuan untuk mengekang penyebaran COVID. Namun kebijakan tersebut kemudian beralih dan memilih untuk hidup bersanding dengan virus corona karena mayoritas penduduk telah divaksinasi secara penuh.

Singapura telah mencatat total 280.290 kasus dengan 829 kematian pada Minggu (2/1).

Kementerian Perdagangan merilis perkiraan awal pada Senin (3/1) yang menunjukkan ekonomi berkembang sebesar 5,9 persen pada kuartal keempat 2021 dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal tersebut membawa pertumbuhan ekonomi setahun penuh ke angka 7,2 persen, membalikkan kontraksi sebesar 5,4 persen yang terjadi pada 2020, capaian terburuk yang diraih negara itu sejak kemerdekaan pada 1965.

Kementerian Perdagangan mengatakan sektor manufaktur, pilar ekonomi yang bergantung pada perdagangan, melonjak 12,8 persen tahun-ke-tahun didorong oleh permintaan global untuk semikonduktor dan peralatan semikonduktor.

Konstruksi, pendorong pertumbuhan domestik, naik 18,7 persen untuk setahun penuh, sebagaimana dikutip dari kantor berita AFP.

Namun Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan dalam pesan Tahun Barunya bahwa Singapura belum keluar dari masalah.Memasuki tahun baru, perjuangan melawan COVID-19 belum berakhir. Varian omicron membawa ketidakpastian baru," kata Lee.

Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa Singapura berada dalam posisi yang lebih baik untuk menangani virus dibandingkan dengan dua tahun lalu karena suntikan booster telah diluncurkan dan vaksinasi anak di bawah 12 tahun sedang berlangsung.

"Kami juga telah belajar untuk mengelola tantangan kesehatan masyarakat dengan lebih baik sambil meminimalkan pukulan pada ekonomi kami," katanya.

"Saat kami bersiap untuk dampak omicron, kami dapat dengan tenang yakin bahwa kami akan mengatasi apa pun yang ada di depan.”

Dia menambahkan, ekonomi tahun ini diperkirakan tumbuh 3,0-5,0 persen.(VOA)






Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini