|



Daging Kerbau Impor Asal India Mulai Masuk Indonesia

Sebagai ilustrasi: Pedagang daging sapi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (21/10). (foto: Suara.com)
Jakarta, Kapuasrayatoday.com - PT Berdikari (Persero) menyatakan, daging kerbau yang dimpornya dari India mulai masuk ke dalam negeri. Daging kerbau impor itu merupakan bagian rencana perseroaan untuk mendatangkan 50.000 ton pada tahun 2020 ini.

Direktur Utama PT Berdikari, Harry Warganegara mengatakan, sampai saat ini perseroan telah melakukan kontrak pembelian dengan beberapa pemasok daging kerbau di India dan shipment sudah mulai berjalan.

Pada Sabtu (30/5), untuk shipment atau pengiriman pertama telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 672 ton.

Menurutnya, hingga saat ini PT Berdikari telah menyelesaikan negosiasi kontrak dengan beberapa pemasok dengan total daging kerbau yang akan didatangkan sebanyak 1.960 ton yang direncanakan akan masuk bertahap hingga akhir Juni 2020.

"Kami akan terus menambah jumlah impor sesuai dengan kuota yang kami dapat, dimana saat ini kami masih melakukan negosiasi kontrak dengan beberapa supplier," ujar Harry dalam keterangannya, Minggu (31/5/2020).

Untuk memasarkan daging tersebut Berdikari menggandeng beberapa distributor serta menyalurkan langsung ke pasar konsumen melalui saluran distribusi sendiri, diantaranya melalui Toko Daging Protein Berdikari dan market place.

"Kami berharap dengan masuknya daging kerbau India ke Indonesia dapat menjaga ketersediaan bahan pangan nasional dan terpenuhinya kebutuhan bahan pangan protein khususnya daging serta menjaga stabilitas harga tetap terjangkau oleh masyarakat," kata Harry.

Selain impor daging kerbau India, Berdikari juga sedang mempersiapkan proses impor daging sapi Brazil, saat ini telah dilakukan kontrak pembelian awal dengan salah satu supplier sebanyak 1.120 ton dan diperkirakan akan sampai sebelum akhir Juni 2020.

"Sebagai bagian dari BUMN Klaster pangan kami komitmen untuk mensupport pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan stabilisasi harga khususnya pada masa pandemik Covid-19 ini," imbuh Harry.

Sumber: Suara.com

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini