|



Duta Besar China: Larangan Perjalanan AS Tidak Masuk Akal

Para pekerja mengecat ulang bendera Partai Komunis China di Museum Revolusi Nanhu di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, 21 Mei 2020. (foto: VOA)
Kapuasrayatoday.com - Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai, Selasa (21/7), mengatakan rencana AS untuk melarang anggota Partai Komunis China (CPC) untuk bepergian ke Amerika itu tidak masuk akal, dan berakar pada ketidaktahuan sejumlah orang tentang sejarah dan situasi sebenarnya di China.

The New York Times pekan lalu melaporkan pemerintahan Trump mempertimbangkan larangan bepergian itu bagi anggota CPC beserta keluarga, menurut beberapa orang yang paham dengan proposal tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan China Central Television (CCTV), Cui mengemukakan banyak orang di AS tidak memahami CPC karena tidak tahu tentang sejarah China yang sebenarnya.

"Ini benar-benar tidak masuk akal. Saya pikir ini menunjukkan adanya masalah. Sejumlah besar orang, termasuk beberapa politisi, media bahkan lembaga kajian strategis, tidak paham atau bahkan tidak ingin tahu tentang sejarah dan realitas China. Mereka tidak ingin belajar tentang budaya, orang-orang China, atau hubungan yang sangat erat antara Partai Komunis China dan masyarakatnya," Cui menambahkan lebih lanjut.

Cui menyarankan masyarakat AS untuk mengesampingkan prasangka terhadap China, dan lebih banyak belajar tentang sejarah dan budayanya.
"Kebanyakan orang mungkin tidak mengerti atau salah mengerti. Jadi, saran saya pada mereka agar melepas kacamata kuda dan coba pahami hal baik tentang sejarah dan budaya China yang sebenarnya, juga pemikiran orang-orang China sehingga dapat lebih obyektif. Tentu saja, ada sebagian kecil orang yang keras kepala dan menolak realita dan hukum objektif yang terbukti dalam sejarah. Kepada orang-orang demikian, saya akan beri mereka dua baris dari puisi China kuno," lebih jauh Cui memaparkan.

Cui juga menyatakan tekadnya untuk mengikuti jalan yang benar terlepas dari hambatan.


Sumber: VOA

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini