|



Arab Saudi Resmi Buka Kembali Umrah

Jamaah mengelilingi Ka'bah, tempat suci umat Islam, di tengah Masjidil Haram di kota suci Mekkah, 2 Agustus 2020. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Mekah kembali dibuka pada Minggu (4/10) setelah tujuh bulan menutup diri akibat Covid-19. Para peziarah berdatangan setelah otoritas Arab Saudi mencabut sebagian larangan terkait virus corona.

Kantor berita Reuters melaporkan Arab Saudi yang pada awal tahun ini membatasi diri hanya untuk jamaah domestik, kini mengizinkan warga dan penduduk untuk mulai menunaikan umrah pada hari Minggu (4/10). Namun, terdapat pembatasan kapasitas, yaitu hanya 30 persen, atau 6.000 jamaah per sehari. Umrah akan kembali dibuka untuk Muslim dari luar negeri mulai 1 November.

Tahun lalu negara Teluk itu menarik 19 juta jamaah umrah.

“Seluruh Mekah bahagia hari ini, ini seperti akhir masa penjara. Kami telah merindukan perasaan spiritual para jamaah yang berkeliaran di kota,” kata Yasser al-Zahrani, yang menjadi pengemudi Uber penuh waktu setelah kehilangan pekerjaan konstruksi selama tiga bulan selama lockdown.

Sebelum pandemi, lebih dari 1.300 hotel dan ratusan toko berdesakan sepanjang waktu untuk melayani para jamaah yang mengunjungi kota suci Mekah dan Madinah. Namun, sekarang banyak yang tertutup, bahkan beberapa jendela menjadi berdebu.

Puluhan jemaah haji yang memakai masker bersiap memasuki Masjidil Haram dalam kelompok-kelompok kecil pada tengah malam. Otoritas setempat memastikan mereka menjaga jarak yang aman saat mengelilingi Ka'bah.

Para jamaah tidak lagi diperbolehkan menyentuh Ka'bah yang terbungkus kain hitam berhiaskan kaligrafi Arab dengan emas.

Kegiatan umrah dan haji adalah tulang punggung rencana perluasan pariwisata di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi pengekspor minyak utama dunia tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengunjung umrah menjadi 15 juta pada tahun 2020, -tapi terganggu oleh virus corona-, dan menjadi 30 juta pada tahun 2030.

Data resmi Arab Saudi menunjukkan kegiatan ziarah menghasilkan pendapatan $ 12 miliar (Rp 177,6 tiriliun) dari industri penginapan, transportasi, hadiah, makanan, dan biaya jamaah.

Jamaah haji pada tahun ini menurun drastis -pertama kalinya dalam sejarah- dari jumlah biasanya yang mencapai sekitar tiga juta Muslim.

Para ekonom memperkirakan sektor hotel Mekah mungkin kehilangan setidaknya 40 persen dari pendapatan yang didorong oleh haji tahun ini. (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini