|



Bunuh Penerbit Buku Ateisme di Bangladesh, 8 Militan Divonis Hukuman Mati

Polisi Bangladesh mengawal salah satu terpidana kasus pembunuhan Faisal Arefin Deepan, setelah delapan ekstrimis Islamis dijatuhi hukuman mati di pengadilan, di Dhaka pada 10 Februari 2021. (Foto: VOA)

Kapuasrayatoday.com
- Pengadilan khusus di ibu kota Bangladesh, Rabu (10/2), menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap delapan militan Islam terkait pembunuhan tahun 2015 terhadap seorang penerbit buku mengenai sekularisme dan ateisme.

Hakim Pengadilan Khusus Antiterorisme Majibur Rahman mengumumkan vonis tersebut di sebuah ruang sidang yang padat pengunjung di hadapan enam terdakwa. Dua lainnya, termasuk pejabat militer yang dipecat Sayed Ziaul Haque Zia, masih buron.

Hakim sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk kedua orang itu. Jaksa penuntut mengatakan mereka adalah anggota kelompok militan terlarang Ansar al Islam.

Pada Oktober 2015, para tersangka militan itu membacok hingga tewas Faisal Abedin Deepan dari perusahaan penerbit Jagriti Prokashoni di sebuah pasar dekat Universitas Dhaka. Pada hari yang sama, penerbit lain, Ahmed Rashid Tutul, selamat dari serangan serupa, yang hampir terjadi secara bersamaan, juga di Dhaka.

Kedua korban adalah penerbit dari penulis dan blogger Amerika keturunan Bangladesh Avijit Roy, yang juga dibacok hingga tewas pada Februari 2015 sewaktu kembali dari pameran buku tahunan di Dhaka.

Hakim tersebut mengatakan tim jaksa penuntut bisa membuktikan dakwaan mereka terhadap kedelapan terdakwa. Ia mengatakan para terdakwa bertindak menentang para pemikir bebas dengan tujuan yang lebih besar, yakni untuk mengguncang negara.

Razia Rahman, istri Deepan, mengaku puas dengan vonis tersebut. Pembela para terhukum mengatakan mereka akan mengajukan banding.

Tutul, yang terluka parah, terbang ke Nepal dan akhirnya mengambil suaka di Norwegia bersama keluarganya.

“Ya, saya baru mendengar berita tentang putusan itu. Saya berharap suatu hari kita akan mengetahui siapa mantan perwira militer bernama Zia ini. Mengapa ia mendalangi serangan itu dan bagaimana ia dilindungi, '' kata Tutul kepada Associated Press dalam pernyataannya dari Norwegia. “Saya pikir Bangladesh akan secara serius menangani kekuatan radikal dan menyingkirkan mereka.''  (VOA)


Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini